Daftar Komoditas dan Sektor Pemicu Inflasi Februari 2014

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi Februari 2014 mencapai 0,26%. Laju inflasi salah satunya dipicu tingginya harga makanan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Mar 2014, 12:57 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2014, 12:57 WIB
antara-pasar-140129b.jpg

Liputan6.com, Jakarta Gejolak harga akibat cuaca ekstrem dan bencana alam memberikan dampak realisasi inflasi sebesar 0,26% di Februari 2014 atau lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar 1,07%.

Tercatat ada delapan komoditas penyebab inflasi pada bulan lalu, terutama dari gejolak harga pangan dan harga yang diatur pemerintah (administration price).

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adi Lumaksono di Kantor BPS Jakarta, Senin (3/3/2014) menyebutkan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan penyumbang terbesar inflasi bulan lalu sebesar 0,08%.

Berikut delapan penyebab inflasi Februari 2014, antara lain :

1. Beras dengan andil inflasi 0,05% dan perubahan harga 1,47%. Akibat sentra tanam padi yang mengalami gagal panen karena cuaca ekstrem. Sebanyak 58 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami kenaikan inflasi, dan inflasi di 14 IHK turun dan 10 kota IHK lain stagnan.

2. Ikan segar dengan andil inflasi 0,05% akibat kurangnya pasokan ikan dari nelayan. Dua ikan seperti ikan bandeng dan ikankembung masing-masing naik.

3. Cabai rawit dengan sumbangan inflasi 0,03% dan perubahan harga 17,43%. Penyebabnya, BPS sudah bisa menangkap dampak dari hujan dan meletusnya Gunung Kelud. 64 kota IHK mengalami kenaikan, seperti Merauke 105% dan Singkawang 81%.

4. Emas perhiasan menyumbang inflasi dengan andil 0,02% karena harga di pasar internasional meningkat. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Manado 10% dan Banyuwangi 5%.

5. Tarif kontrak rumah berkontribusi ke inflasi 0,02% karena peningkatan harga sewa rumah. Tertinggi terjadi di Tanjung Pandan dengan kenaikan harga 7% serta Sumenep dan Tasikmalaya.

6. Bayam dengan andil inflasi 0,02% karena curah hujan yang tinggi mengerek kenaikan harga bayam. Pasokan pun jadi rusak di musim hujan. Sebanyak 31 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi di Depok sampai 70% dan Maumere sampai 49%.

7. Rokok filter menyumbang inflasi 0,02% akibat kenaikan pajak daerah. Kenaikan tertinggi di Denpasar hingga 6%.

8. Angkutan udara dengan andil inflasi 0,02% akibat meningkatnya permintaan tiket pesawat untuk menghadiri upacara Cap Gomeh. Kenaikan harga tertinggi di Pontianak sampai 130%, dan Singkawang 116%.

Sedangkan penghambat inflasi, antara lain :

1. Bawang merah menyumbang deflasi 0,10% karena pasokan cukup. 78 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Kudus 43% dan Pematang Siantar 40%.

2. Cabai merah deflasi 0,10% karena stok cukup . Sebanyak 72 kota IHK mengalami penurunan harga, diantaranya Aceh dan Sibolga dengan masing-masing 47% dan 42%.

3. Bahan bakar rumah tangga menyumbang deflasi 0,04% karena koreksi harga gas oleh pemerintah dari sebelumnya hampir Rp 4.000 per kg untuk tabung 12 kg menjadi Rp 1.000 per kg. Penurunan harga tertinggi di Bau-bau 17% dan Pontianak 12%

4. Daging ayam dengan andil deflasi 0,02% akibat pasokan yang cukup. Sebanyak 57 kota IHK alami penurunan harga, seperti Mataram yang mencapai 14%.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya