3 Capres Ini Paling Unggul di Hati Buruh

Majunya Jokowi sebagai capres bukan tanpa pesaing. Ada kandidat lain yang juga dijagokan kalangan buruh seperti Prabowo Subianto dan Wiranto

oleh Septian Deny diperbarui 04 Apr 2014, 19:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2014, 19:30 WIB
Survei: Pencapresan Jokowi Belum Final, Prabowo Capres Ideal
Jokowi dan Prabowo saat Pilkada DKI Jakarta 2012 (Antara/Yudhi Mahatma)

Liputan6.com, Jakarta Meskipun sering mendapatkan protes dari kalangan buruh terkait penetapan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta yang saat ini dinilai belum layak, nama Gubernur DKI Jakarta sekaligus capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo tetap menjadi unggulan dari kaum buruh untuk menjadi presiden mendatang.

Direktur Eksekutif Sabang Merauke Institute Perdana Wahyu Santosa menilai media yang sering memunculkan sosok Gubernur DKI Jakarta ini menjadi faktor penting mengapa Jokowi menjadi sosok yang terkenal di kalangan masyakarat termasuk buruh.

"Awal dia menjabat memang dinilai positif, tapi semakin ke sini respon buruh berubah sedikit negatif. Statement Jokowi tidak ada yang membicarakan soal jaminan kesejahteraan bagi kaum buruh. Tetapi popularitasnya dimedia berperan penting, karena media terus mem-blow up apa yang dilakukan Jokowi," ujar dia di Jakarta, Jumat (4/4/2014).

Meski demikian, majunya Jokowi sebagai capres bukan tanpa pesaing. Ada kandidat lain yang juga dijagokan kalangan buruh seperti Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Wiranto dari Hanura.

"Pilihan buruh saat ini lebih pada sosok yang nasionalis, itu mengapa Jokowi, Prabowo dan Wiranto menempati posisi 1, 2, dan 3. Kami juga melihat kalangan buruh lebih suka dengan partai yang berorientasi nasionalis daripada agamis," jelas dia.

Meski demikian, Perdana mengatakan, peluang untuk dapat meraih dukungan dari kalangan buruh masih besar bagi semua kandidat asalkan mampu mengusung isu soal kesejahteraan buruh.

"Mereka rata-rata mementingkan kesejahterakan. Bukan yang cenderung memilih calon yang mengusung tema hukum seperti pemberantasan korupsi misalnya. Tetapi yang namanya Politik selalu yang dijual itu adalah harapan, seperti Obama, buktinya kita tidak melihat New America sampai saat ini seperti yang diusung Obama saat mencalonkan diri," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya