Produsen Sepatu RI Kekurangan Kulit Sapi

Industri alas kaki keluhkan sulitnya mendapatkan pasokan kulit, terutama yang berasal dari dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Apr 2014, 10:04 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2014, 10:04 WIB
Pekerja membuat cetakan sepatu yang terbuat dari kayu di Jalan Bromo Medan, Sumut, Senin (29/3). Cetakan sepatu tersebut dijual dengan harga Rp40 ribu-Rp70 ribu per pasang.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta Industri alas kaki keluhkan sulitnya mendapatkan pasokan kulit, terutama yang berasal dari dalam negeri. Diperkirakan industri penghasil kulit untuk sepatu atau penyamak kulit hanya mampu memproduksi 5 juta lembar kulit sapi dan 20 juta lembar kulit kambing per tahun.

Ketua Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI), Sutanto Haryono mengatakan kebutuhan industri alas kaki semakin bertambah, sedangkan kapasitas penyamak kulit dalam negeri tidak mampu memenuhi.

"Dari jumlah produksi lembaran kulit lokal itu hanya mampu memenuhi 20%-30% kebutuhan industri sepatu dalam negeri," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Senin (14/4/2014).

Dia menjelaskan, salah satu pemacu minimnya produksi kulit dalam negeri adalah kurangnya pemotongan sapi di dalam negeri. Sedangkan proses impor kulit sapi pun sulit karena persoalan impor sapi yang tengah menjadi sorotan, hal ini juga berpengaruh terhadap impor kulit.

"Kami meminta pemerintah agar impor bahan baku dipermudah karena pasokan sapi dalam negeri tidak mencukupi. Tapi memang masih panjang perjuangannya, karena saat ini masalah impor sapi sedang jadi sorotan sehingga impor bahan baku juga menjadi susah," lanjutnya.

Sistem impor bahan baku penyamakan kulit sama dengan impor sapi, sehingga produk serupa juga terkena dampaknya. Apalagi saat ini terkadang impor yang dilakukan hanya berupa daging, inilah yang menurut dia membuat industri penyamakan kulit kekurangan bahan baku.

Selain itu, menurut Susanto halangan lain dalam penggunaan kulit sapi impor adalah ketakutan pada sapi impor biasanya terkena penyakit kuku dan mulut. Ini pula yang membuat beberapa industri penyamakan enggan menggunakan sapi impor.

"Masih banyak yang takut penyakit kuku dan mulut dari sapi impor akan menular. Tapi sebenarnya kalau kulit sudah diolah, tidak akan menular," jelasnya.

Saat ini industri penyamakan kulit sebagian besar ada di Jawa. Sedangkan pasokan kulit kebanyakan berasal dari Makassar, sebagian kecil wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara Barat.

"Kebanyakan penyamak kulit berada di Jawa. Misalnya di Magetan dan Garut, terdapat banyak penyamak rumahan, sedangkan penyamak besar ada di Surabaya dan Tangerang," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya