Liputan6.com, Jakarta Pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung tahun ini diperkirakan mampu meningkatkan konsumsi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sekitar 7%-9% lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun biasanya.
Ketua Umum Asoasiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan, jika dibandingkan antara pemilihan legislatif (pileg) dengan pemilihan presiden (pilpres), kenaikan konsumsi TPT diperkirakan lebih banyak pada saat pilpres pada Juni mendatang.
Baca Juga
"Efek pemilu ada, tapi lebih banyak terjadi pada pilpres, kalau pileg kemarin malah kecil," ujarnya di Graha Surveyor Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (14/4/2014).
Advertisement
Dia menjelaskan, hal ini karena penggunaan kaos pada saat pileg cenderung lebih kecil jika dibandingkan saat pilpres. "Para caleg ini kan yang punya uang paling punya uang untuk modal kampanye dengan kaos paling berapa orang," lanjutnya.
Selain itu, alat kelengkapan kampanye saat ini sudah tidak lagi didominasi oleh bahan kain seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya. "Sekarang lebih banyak menggunakan plastik, latek atau kertas, seperti untuk spanduk, brosur untuk ditempel. Kalau dulu spanduk masih banyak menggunakan bahan kain," jelasnya.
Meski demikian, Ade menyakini pemilu tahun ini tetap mendorong pertumbuhan konsumsi TPT meski tidak sebesar pada pemilu sebelumnya.
"Konsumsi dalam negeri pada tahun lalu US$ 7 miliar, dengan adanya pemilu ini bisa meningkat jadi US$ 7,5 miliar. Jadi misalnya biasanya konsumsi 10 kilogram, tahun ini jadi 11 kilogram," tandasnya.