Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) menyatakan pemerintah telah membuat kebijakan salah dalam menentukan harga gas yang diekspor.
Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Indonesia menjual gas ke China dengan harga yang sangat murah, yaitu US$ 3 dolar per MMBTU.
Sedangkan Indonesia impor gas dengan harga yang cukup tinggi yaitu US$ 12 per MMBTU. Melihat kondisi itu, Suryo menilai pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang salah.
"Kita menjual gas murah pada RRC, lalu impor US$ 12 dolar. Kita jual ke negara kaya US$ 3 dolar ini kebijakan yang keliru," kata Suryo dalam diskusi Go West! Invest in Aceh, di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
Baca Juga
Suryo menambahkan, kebijakan publik yang benar akan menimbulkan satu pertumbuhan ekonomi baik. Selain itu, saat ini Kadin sedang menyuarakan kebijakan publik terkait penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) agar tepat sasaran. Hal itu karena, saat ini sudah cukup banyak subsidi BBM yang digunakan oleh masyarakat yang tidak berhak menerima.
"Kadin menyuarakan kebijakan publik menyangkut subsidi BBM. Tidak tepat sasaran, dana Rp 300 triliun direalokasi yang tepat sasaran," pungkasnya.
Advertisement