Pasar Domestik Lesu, RI Ekspor Konverter Kit

Pemerintah telah mengekspor konverter kit ke Thailand sejak akhir tahun 2013 mengingat infrastrukturnya yang lebih siap.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jun 2014, 17:15 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2014, 17:15 WIB
Konverter Kit
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sudah dapat memproduksi komponen  pengubah konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Bahan Bakar Gas (BBG)  atau yang disebut konverter kit, namun alat tersebut hanya diekspor.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, untuk menumbuhkan program konversi BBM ke BBG pihaknya telah menciptakan industri pembuat konverter kit di dalam negeri. "Konverter sudah dibikin sekarang, untuk menumbuhkan kami bagikan dulu," kata Budi, di gedung DPR, Jakarta, Senin (9/6/2014).

Budi menambahkan, konverter kit yang diproduksi tidak untuk digunakan pasar dalam negeri, tetapi di ekspor ke Thailand sejak akhir tahun 2013. Hal ini dilakukan karena tidak ada pasar di dalam negeri yang menyerap konverter kit tersebut.

"Kami ekspor ke Thailand. Sejak akhir tahun lalu karena nggak ada yang nyerap," ungkapnya.

Menurut Budi, tidak berkembangnya pasar konverter kit di Indonesia karena masih minimnya infrastruktur BBG seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), dengan begitu membuat calon pengguna BBG berpikir dua kali.

"Sekarang mau pasang, tugas pokok fungsi perindustrian sudah terpenuhi, sudah ada pabrik konverter kitnya. Tapi sekarang, mau isinya kemana?," tutur Budi.

Budi mengungkapkan, ketersedian infrastruktur menjadi faktor utama berkembangnya konversi BBM ke BBG. Ia menyebutkan seperti Thailand memiliki SPBG mencapai 500 ribu.

"Infrastruktur SPBG sangat penting supaya orang mau beli mobil pakai gas, infrastruktur sangat penting untuk mendukung suksesnya," paparnya.

Tidak hanya konverter kit, Indonesia juga sudah bisa memproduksi mesin mobil dengan energi gas. Namun di Indonesia belum ada pasar yang menyerap. "Tadinya mau diluncurin mesin dari pabrik, tapi ketika ditanyakan demand nya nggak ada yang mau," pungkasnya. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya