Pertamina Incar Bahan Baku Elpiji dari Kilang Tangguh

Hal itu bertujuan untuk mengurangi impor elpiji yang selama ini dilakukan Pertamina.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jul 2014, 10:25 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 10:25 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berharap mendapat bahan baku gas elpiji dari kilang pengolahan gas alam cair (LNG) Tangguh di Papua Barat. Hal itu bertujuan untuk mengurangi impor elpiji yang selama ini dilakukan Pertamina.

Vice President Elpiji dan Gas Product Pertamina, Gigih Wahyu Irianto mengatakan, saat ini sumur gas di Indonesia tidak banyak yang mengandung bahan baku elpiji, hanya sumur gas yang menghasilkan LNG saja yang juga menghasilkan bahan baku elpiji.

"Sumur tidak banyak elpiji, elpiji dedicated LNG, misal di Bontang," kata Gigih di Jakarta seperti ditulis Senin (21/7/2014).

Gigih menambahkan, saat ini Pertamina hanya menyedot bahan baku elpiji dari sumur-sumur gas yang produksinya kecil. Karena itu Pertamina berharap mendapat pasokan bahan baku dari penghasil LNG besar, yaitu Tangguh.

"Kami sudah ada kontrak dengan Bontang dan Tanjung Jabung Conocophilips. LNG bontang menghasilkan elpiji, Tanjung Jabung menghasilkan elpiji setiap ada CNG hasil esktraknya elpiji," tuturnya.

Karena itu, Gigih berharap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menanggapi hal tersebut dan Pertamina sudah melayangkan surat untuk meminta pasokan tersebut.

"Harapan kami SKK Migas mendalami masalah Tangguh, sampai saat ini elpiji belum masuk ke Pertamina," ungkapnya.

Menurut Gigih, dengan memperoleh bahan baku elpiji dari Tangguh maka dapat mengurangi impor dan menghemat ongkos angkut. Dia juga menjamin Pertamina akan membeli bahan baku sesuai dengan harga keekonomian.

"Kami mengurangi impor. Memang harganya ekonomi, tapi transportasi kan mahal kalau impor," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya