30% Properti di Australia Dibeli Orang Indonesia

Ketika membeli properti di Austalia cukup mengeluarkan modal 10 persen untuk awal pembelian properti.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Jul 2014, 21:39 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 21:39 WIB
Crown International Holding Group

Liputan6.com, Jakarta - Crown International Holding Group, kelomppok properti terkemuka di Australia, mengungkapkan, banyak keuntungan yang diraih ketika orang membeli properti di Australia.

Country Director Indonesia Office Crown International Holdings Group Michael Ginarto menerangkan, pertimbangan orang membeli properti di negara tersebut karena situasi politik yang cenderung stabil.

"Lihat saja, politiknya stabil, tarik 50 tahun belakang," kata dia dalam pemaparan Market Outlock Report 2014, Jakarta, Senin (21/7/2014).

Dia mengatakan, selain kondisi politik, yang menjadi daya tarik orang membeli properti di Australia adalah pertumbuhan ekonominya.

Selain itu, ungkap dia cara pembelian properti di sana juga tidak sesulit di Indonesia. Dia mencontohkan, jika di Indonesia untuk membeli properti  paling tidak harus menyetor 30 persen.

Sementara, ketika membeli properti di Austalia cukup mengeluarkan modal 10 persen untuk awal pembelian properti.

"Kalo di Sydney hanya 10 persen. Setelah udah jadi, kita lihat propertinya, baru keluar lagi 10 persen  kita langsung masuk. Baru sisanya kita cari dari bank. Maka di sana lebih menariknya," ujarnya.

Selain itu, yang mendukung pembelian properti di sana adalah kemudahan tiap orang untuk meminjam bantuan dana dari bank. "Kalau di sana nggak ribet, fotocopy paspor, rekening, penghasilan berapa,udah gitu aja," ungkapnya.

Sementara itu, Michael mengaku untuk penjualan properti Crown di Australia, sebanyak 20 sampai 30 persen diserap oleh masyarakat Indonesia.

"Tapi kalau dari track record Crown, Cina dulu baru kedua Indonesia, 20-30 persen  Indonesia dan orang-orang yang menetap di sana," tukas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya