Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat akan benar-benar mengorbankan pipa minyak milik PT Pertamina (Persero) yang lebih dulu berada di kawasan tersebut. Pasalnya pemerintah sedang mencari lokasi untuk memindahkan pipa tersebut agar tak bertabrakan dengan mega proyek itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung atau CT mengaku, pemerintah tengah mencari lokasi strategis guna merelokasi pipa migas dari blok Offshore North West Java (ONWJ).
"Kami sekarang dalam tahapan mencari lokasi paling tepat, paling baik, paling menguntungkan dan biayanya paling murah," ungkap dia di Jakarta, seperti ditulis Minggu (27/7/2014).
CT mengatakan, pemerintah akan menuntaskan permasalahan pipa migas yang bakal menjadi hambatan bagi pembangunan pelabuhan Cilamaya yang ditujukan bagi investor Jepang tersebut.
"Habis Lebaran kami beresin. Saya memang mau menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan, bukan untuk Cilamaya saja tapi untuk lokasi bandara baru dan sebagainya. Nanti setelah Lebaran kami rapat dengan Kemenhub," papar dia.
Sayangnya, CT enggan membocorkan lokasi pemindahan pipa migas tersebut. "Kalau dikasih tahu lokasinya, besok harga langsung naik," ucap dia.
Sementara Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono menambahkan, pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah menyetujui pembangunan proyek senilai Rp 60 triliun itu.
"Kalau Pak Menko pasti setuju lah, yang penting jalan proyeknya," ujar Bambang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah akan segera memindahkan pipa tersebut ke lokasi yang tidak menganggu bila pelabuhan tersebut sudah mulai beroperasi.
"Pelabuhan Cilamaya, kemungkinan akan dipercepat pembangunannya di akhir 2015. Sekarang masih ada masalah teknis karena areanya masih tertanam pipa minyak milik Pertamina yang harus direlokasi, itu sedang dilakukan," ujar dia.
Dia menjelaskan, Pelabuhan Cilamaya ini merupakan usulan oleh investor Jepang yang ingin mengembangkan kawasan industri di Cikampek dan Karawang.
"Itu ada 2 ribu ha yang akan dikembangkan dan menjadi industri otomotif, elektronik, IT. Mereka ingin mengurangi hambatan sekaligus juga bisa ke kompetitif dalam jangka panjang," tukasnya. (Fik/Ahm)