Liputan6.com, Buenos Aires - Argentina yang tengah mengalami resesi kini kembali mengalami gagal bayar untuk kedua kalinya pada Amerika Serikat. Berbeda dengan sebelumnya, gagal bayar kali ini tidak memicu aksi protes maut dan membuat jutaan masyarakat jatuh miskin.
Meski demikian, masyarakat menengah ke bawah di Argentina tetap merasa khawatir akan dampak yang ditimbulkan kegagalan tersebut.
"Saya khawatir akan ada lebih banyak orang yang mengalami kelaparan tahun depan," ungkap Daiana Valdez seperti dikutip dari Independent.ie, Senin (4/8/2014).
Advertisement
Selain itu, masyarakat juga khawatir gagalnya pembayaran utang Argentina dapat membuatnya kehilangan pekerjaan. Lebih dari itu, masyarakat juga khawatir harga barang akan mengalami kenaikan.
"Saya memiliki pekerjaan tetap. Tapi tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kini sulit untuk berinvestasi dan membeli rumah di Argentina, terlalu banyak ketidakpastian," terang seorang pegawai maskapai di Argentina Silvina Ferreyra.
Meningkatnya ketidakpastian ekonomi di Argentina akan menekan tingkat konsumsi yang semakin melemah. Saat ini, penjualan barang di Argentina telah merosot 40 persen akibat tinggnya harga barang.
Hingga akhir tahun, harga kebutuhan sehari-hari di Argentina diprediksi naik sekitar 30 - 40 persen. Akibatnya, sejumlah masyarakat merasa cemas akan adanya peningkatan tindakan kriminal.
Meski dihadapkan dengan banyak kekhawatiran, tapi sebagian besar masyarakat mengaku telah terbiasa dengan kondisi perekonomian di Argentina yang kadang cerah dan suram. Dampak gagal bayar Argentina dapat diredam tergantung serangkaian kebijakan ekonomi yang diambil saat ini. (Sis/Nrm)