Pemerintah Pesimistis Merpati Bisa Kembali Bangkit

Kepala Badan PSDM Kementerian Perhubungan, Santoso Edi menyebutkan, utang Merpati begitu besar menjadi kendala Merpati untuk kembali terbang

oleh Septian Deny diperbarui 13 Agu 2014, 14:58 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2014, 14:58 WIB
Pesawat Merpati

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan pesimistis PT Merpati Nusantara Airlines bisa kembali menjalankan operasionalnya. Utang perusahaan yang terlalu besar dinilai membuat maskapai tersebut sulit untuk bangkit.

"Mereka susah untuk terbang tinggi lagi. Tetapi kalau mau dibangun lagi ya ayo. Tapi siapa yang mau tanggung utang-utang yang terus tambah ini," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian  Perhubungan, Santoso Edi Wibowo, di Grand Indonesia Shopping Center Kempinski Grand Ball Room, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014).

Dia mengatakan, memang semangat nasionalisme untuk tetap mempertahankan maskapai tersebut harus didukung. Namun semangat ini juga harus melihat pada realitas yang ada.

"Ada upaya untuk tetap kepada perbaikan, ini semangatnya merah putih. Tapi secara realistis, kalau harus dilikuidasi ya harus. Mungkin anak perusahaannya masih bisa dipertahankan. Bisa menghasilakn pendapatan yg lebih baik," kata Santoso.

Santoso mengungkapkan, saat ini pemerintah masih mengupayakan berbagai cara agar utang maskapai plat merah ini dapat diselesaikan.

"Sekarang kan masih diusahakan kucuran dari pemerintah. Tetapi semua keputusannya ada di Kementerian BUMN," tandasnya.

Saat ini Merpati sendiri memiliki hutang mencapai Rp 7,9 triliun. Utang ini berpotensi terus bertambah hingga mencapai Rp 8 triliun meski maskapai tersebut terah berhenti beroperasi. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya