Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperkirakan kebijakan normalisasi pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan mengakibatkan jebolnya volume yang sudah dipatok sampai dengan akhir tahun ini sebesar 46 juta kiloliter (Kl).
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, pemerintah dan PT Pertamina sedang berusaha untuk menjaga kuota BBM bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014.
"Kita berniat mengurangi konsumsi BBM bersubsidi sesuai dengan aturan yang sudah disepakati DPR, tidak boleh lebih dari 46 juta Kl. Kalau lewat, kita melanggar. Tapi kok kayaknya bisa lebih (jebol)," ungkap dia saat Inspeksi Mendadak di SPBU Cideng Timur, Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Lebih jauh katanya, pembatasan dan pemangkasan kuota harian BBM bersubsidi merupakan salah satu upaya menjaga jatah BBM subsidi. Namun dampaknya justru mengakibatkan antrean di sejumlah SPBU terutama di daerah.
"Dalam percobaan kemarin mengakibatkan antrean panjang. Ini perlu di adjusment atau perbaikan karena prinsipnya pemerintah ingin melayani rakyat dan jika ada kesulitan diperbaiki sistemnya," papar dia.
Ketika ditanyakan langkah atau solusi apabila kuota benar-benar membengkak, Jero terkesan mencla-mencle. Dia justru tak memberikan jawaban tegas terkait hal ini.
"Kalau over, kita hitung nanti. Kalau salah kan bareng-bareng sama DPR. Solusinya nanti saja, yang penting normal dulu karena tadinya mau dikurangi, tapi akhirnya kita lepaskan terutama untuk motor karena mereka rakyat kecil yang tetap perlu subsidi," cetus Jero. (Fik/Ndw)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!