Menristek Prihatin Hasil Penelitian Anak Bangsa Masih Diragukan

Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhamad Hatta mengakui sedih melihat hasil penelitian karya anak negeri baru sampai tingkatan prototipe.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Okt 2014, 15:18 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2014, 15:18 WIB
Hidayu Permata (16) menunjukan hasil penelitian berupa pengganti bahan bakar minyak (BBM) dari biji Mahoni di SMU Negeri 6 Yogyakarta.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhamad Hatta menyatakan, prihatin karena hasil penelitian anak bangsa masih diragukan dan tidak diproduksi massal.

Gusti mengatakan, saat ini hasil penelitian anak bangsa mentok pada tahap prototipe. Tidak ditindaklanjuti menjadi produksi massal.

"Saya sedih juga banyak hasil penelitian hanya sampai tingkatan prototipe banyak sekali. Padahal perlu kita produksi secara massal agar bisa dinikmati," kata Gusti, di kantor pusat PLN, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Gusti mengaku, instansinya sudah membuat buku 100 inovasi hasil penelitian putra putri bangsa, namun dari 100 inovasi yang dibukukan baru 20 persen yang direalisasikan.

"Kami buat buku 100 inovasi hasil penelitian anak bangsa kita seleksi ketat, jadi luar biasa sekarang setahu saya baru 20 persen yang dimanfaatkan, ada contok yang menarik mungkin makan kepiting di resto pakai tang untuk penghancur cangkangnya, disuntik cairan bayam melepas bajunya setelah dibiarkan," paparnya.

Selain itu hasil inovasi juga masih diragukan. Ia mencontohkan hal tersebut terjadi pada inovasi pepaya yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Kita ini kadang-kadang sepertinya meragukan hasil karya anak bangsa, contoh dari IPB penelitian pepaya nama lokal tidak laku begitu nama California luar biasa lakunya," ungkapnya.

Ia mengaku, hasil penelitian teknologi Indonesia masih rendah. Hal tersebut terbukti dalam peringkat Indonesia yang masih berada di urutan belakang.

"Nah bisa jadi gara-gara seperti itu dari 12 pilar kita masih lemah di kesiapan teknologi, kita peringkat 50 dari 144 negara. Indonesia dari segi teknologi perlu ditingkatkan," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya