Kesadaran Pajak Warga Banten Belum Tinggi

Pada tahun ini, Direktorat Pajak Wilayah Banten menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 25,4 Triliun.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Okt 2014, 16:16 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 16:16 WIB
 kepala Direktorat Pajak Wilayah Banten, Muhammad Haniv

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengungkapkan, warga dan juga industri di wilayah Banten belum memiliki kesadaran pajak yang tinggi. Oleh karena itu, target penerimaan pajak Pemprov Banten sulit untuk tercapai.

kepala Direktorat Pajak Wilayah Banten, Muhammad Haniv menjelaskan,  Provinsi Banten memiliki 11 juta penduduk dan ribuan industri. Namun tak lebih dari separuhnya yang memiliki kesadaran pajak.

"Ketaatan membayar pajak masyarakat Banten saat ini baru mencapai 54 persen. Masih banyak wajib pajak yang belum menjalankan kewajiban pajaknya," katanya saat di temui di taman Kebun Kubil, Serang, Banten, Kamis (23/14/2014).

Direktorat Pajak Wilayah Banten sendiri menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 25,4 Triliun. "Sekarang capaian kami baru 74 persen, waktu kami masih dua bulan lebih. Jadi mudah-mudahan bisa mencapai 100 persen," terangnya.

Sektor andalan penerimaan pajak terbesar berasal dari sektor pengolahan atau industri yang mencapai 34 persen dari total penerimaan pajak.

Direktorat Pajak Wilayah Banten menjadikan tumpuan sektor tersebut karena di Provinsi Banten memiliki banyak industri besar baik berskala nasional maupun multinasional.

Penerimaan pajak yang cukup besar selanjutnya berasal dari sektor perdagangan dan terakhir berasal dari sektor pariwisata.

Sektor pariwisata menyumbang pajak terkecil karena wisata di Banten belum berkembang dan sepesat di Bali. Sektor wisata di Banten masih sebatas investasi, sehingga belum memberikan sumbangan pajak yang signifikan.

"Mungkin nanti kalau Tanjung Lesung sudah besar, Pulau Umang sudah besar, internasional airport di Lebak besar, mungkin nanti sumbangan pajak sektor pariwisata akan besar," tutur pria berkacamata tersebut. (Yandhi Deslatama/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya