Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk 34 menteri untuk membantu dalam lima tahun mendatang. Meski begitu, Chairman Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) Christianto menilai, jumlah menteri itu masih terlalu besar jika pemerintahan baru benar-benar ingin melakukan efisiensi pembangunan.
"Dari data yang saya kumpulkan itu rata-rata negara yang mengisi jabatan di kabinetnya semakin banyak, itu semakin kacau pendapatan per kapitanya, tidak maksimal," katanya di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Baca Juga
Dirinya mengaku pernah tergabung dengan tim transisi pemerintahan Jokowi-JK dan di dalamnya dirinya mengusulkan untuk lebih baik jumlah menteri itu hanya 17 menteri.
Advertisement
Indonesia saat ini memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 4.700. Jumlah tersebut masih tertinggal jika dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki US$ 13 ribu dan Singapura US$ 51 ribu.
Ia mengaku masih terus memantau kinerja menteri di Kabinet Kerja untuk dapat mewujudkan target meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia menjadi di kisaran US$ 8.000 dalam lima tahun mendatang.
"Sekarang kita lihat dulu bagaimana produktivitas birokrasi kita yang baru ini. Kalau memang tidak perform harus pecat, dan saya perkirakan sekitar empat bulanan lagi akan ada reshuffle kabinet," pungkas Christianto. (Yas/Ahm)