Liputan6.com, Kuala Lumpur - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium beroktan (RON) 88 sebesar Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, harga premium di Indonesia ternyata lebih mahal dari harga BBM setara Pertamax Plus di Negeri Jiran itu yang dipatok seharga 2,3 ringgit atau Rp 8.300 (Kurs: Rp 3.620/ringgit).
Padahal kualitas Pertamax Plus jauh lebih tinggi dari premium karena bensin RON 95. Di Indonesia, harga Pertamax Plus mencapai Rp 11.600 per liter.
Advertisement
Di Malaysia, bensin beroktan 95 harganya masih disubsidi pemerintah, sementara di Indonesia, masuk dalam kategori BBM non subsidi.
Dikutip dari laman Malaysia Insider, Kamis (20/11/2014), selisih antara harga premium dengan bensin RON 95 itu bakal semakin melebar. Saat ini, pemerintah Malaysia tengah ramai membahas rencana penurunan harga BBM bersubsidi untuk solar dan BBM beroktan RON 95 lantaran harga minyak dunia yang terus anjlok.
Wakil Menteri Keuangan Malaysia II Chua Tee Yong mengatakan, pemerintah akan terus mengawasai tren penurunan harga minyak mentah dunia "Jika harga minyak dunia terus turun, makan tentu saja Kementerian Keuangan akan mengkaji kemungkinan penyesuaian harga BBM jenis RON 95," terangnya.
Pernyataan tersebut dilontarkan setelah harga RON 97 dikurangi 20 sen ringgit dari sebelumnya 2,75 ringgit per liter. Sejauh ini, harga RON 97 di Malaysia tergantung pada dorongan pasar minyak dunia.
"Berdasarkan data yang ada, penggunaan RON 97 tercatat rendah tapi bisa turun 20 sen, ini akan membantu perekonomian negara dengan mengurangi pengguna RON 95," tandasnya. (Sis/Ndw)