Konsumen Takut Bikin Harga Jual Rumah Kosong Merosot

Pengamat menilai, pengembang juga perlu menghidupkan kawasan perumahan untuk menarik konsumen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Nov 2014, 11:55 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2014, 11:55 WIB
Pembangunan Perumahan
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Harga properti terus beranjak naik, namun tidak berlaku bagi rumah kosong alias tak berpenghuni. Di sinilah peran pengembang untuk menghidupkan kompleks perumahan yang dibangunnya supaya lebih mudah menjual dengan harga tinggi.

Konsultan Trimegah Securities, Timothy Alamsyah mengatakan, aturan loan to value (LTV) dari Bank Indonesia mampu mengerem laju kenaikan harga properti yang terlalu liar.

"Gerak spekulan properti dibatasi supaya harganya wajar untuk pembeli. Makanya harga rumah kosong yang nggak berpenghuni di kompleks nggak terlalu bagus. Justru kalau ada orangnya, bagus untuk kenaikan harga rumah itu," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (30/11/2014).

Menurut Timothy, lebih sulit menjual rumah kosong di sebuah kompleks hunian. Pasalnya, lanjut dia, calon pembeli menilai rumah atau kompleks tersebut tidak aman dan agak horor untuk ditinggali.

"Anda mau nggak tinggal di kompleks yang isinya kosong? Makanya harga jual rumah kosong menurun karena nggak mau tinggal di sana lantaran nggak aman, kayak tinggal di kota hantu. Jadi pembeli ingin yang ramai, hidup, ada trafik dan lainnya," kata dia. (Fik/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya