Jokowi Bakal Tingkatkan Kemitraan dengan China

Kemitraan Indonesia dengan Tiongkok diperkirakan meningkat di masa kepemimpinan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla.

oleh Oscar Ferri diperbarui 04 Des 2014, 19:08 WIB
Diterbitkan 04 Des 2014, 19:08 WIB
Jokowi
Jokowi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Prananda Paloh mengatakan, kemitraan Indonesia dengan Tiongkok merupakan kemitraan paling strategis di kawasan Asia-Pasifik. Meski ada 14 negara lain yang juga turut menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia.

Karenanya, dia optimistis Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat membawa hubungan kemitraan Indonesia-Tiongkok kian berkembang pesat. Bukan sekadar untuk saat ini, melainkan juga untuk ke depannya.

"Saya optimistis di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini hubungan kemitraan dengan Tiongkok dapat berkembang pesat," ujar Prananda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2014).

Prananda yang hari ini akan menerima delegasi parlemen Tiongkok di Gedung DPR itu mengatakan, hubungan kemitraan strategis Indonesia juga sejalan dengan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif dalam menjalin hubungan dengan berbagai negara lain di Asia-Pasifik.

Salah satunya dengan Tiongkok yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, sementara Indonesia terbesar di Asia Tenggara.

"Diharapkan melalui kemitraan strategis komprehensif yang berjalan baik selama ini bisa memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan kedua negara dan menjaga stabilitas perekonomian regional dan global," ujar Prananda.

Prananda menambahkan, meski kemitraan strategis Indonesia-Tiongkok dideklarasikan pada 2005 lalu, namun sesungguhnya kemitraan kedua negara telah berjalan baik jauh sebelumnya.

Bahkan, kata dia, belakangan hubungan kedua negara terus menunjukkan peningkatan. Karena masih banyak ruang yang masih dapat dikembangkan dalam kemitraan antara Indonesia dan Tiongkok.

Di bidang perdagangan misalnya, lanjut dia, Indonesia memasang target pencapaian sebesar US$ 80 miliar pada 2015 mendatang. Di bidang ini, Indonesia dapat menggenjot sektor pertaniannya untuk di ekspor ke Tiongkok.

"Karena di sana masih membutuhkan impor pangan guna memenuhi kebutuhan nasional mereka," kata Anggota DPR yang duduk di Komisi I ini.

Dia menambahkan, Indonesia saat ini bisa menikmati ponsel dan komputer produk Tiongkok. Namun, sebaliknya Tiongkok juga dapat menikmati beras, kopi, dan cokelat produk Indonesia.

Selain itu, ada bidang lainnya yang bisa dikembangkan antara Indonesia-Tiongkok dalam hubungan kemitraan strategis keduanya. Antara lain bidang investasi, pariwisata, energi, dan pertahanan. (Oscar F/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya