Liputan6.com, Jakarta - Pengunduran diri Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dinilai positif. Emirsyah Satar telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 8 Desember 2014.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi saat menghadiri penganugerahan Marketeer of The Year (MOTY) 2014.
Sofjan mengatakan, pengunduran diri tersebut mesti dilakukan karena perseroan perlu penyegaran organinasi. "Perlu peremajaan juga, sebenarnya bagus," kata dia di Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Advertisement
Sofjan menambahkan, untuk pengganti posisi tersebut lebih baik berasal dari lingkungan PT Garuda Indonesia Tbk. "Saya rasa direktur paling baik yang sudah ada. Ada tiga," ujar Sofjan.
Hingga kuartal III 2014, PT Garuda Indonesia Tbk mencatat rugi US$ 204,65 juta. Rugi perseroan melesat sebanyak 528 persen dari periode sama tahun sebelumnya US$ 32,58 juta. Hal tersebut disebabkan karena meningkatnya beban usaha operasional penerbangan yang naik 17,41 persen menjadi US$ 1,87 miliar.
Sofjan mengatakan, hal itu bukanlah kesalahan dari Emirsyah karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti nilai tukar rupiah melemah.
"Garuda Indonesia sedang rugi, sebenarnya bukan salah dia juga tapi memang kondisi saja. Jadi menurut saya, ruginya Garuda bukan karena Emirsyah Satar yang jelek. Tapi memang kondisinya saja kurang bagus," tandas dia. (Amd/Ahm)