Kaleidoskop Bisnis Mei: Akhirnya Chairul Tanjung Jadi Menteri

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Chairul Tanjung menjadi Menteri Koordinator Perekonomian pada Mei 2014.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Des 2014, 11:08 WIB
Diterbitkan 24 Des 2014, 11:08 WIB
Chairul Tanjung
(Foto: Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah April 2014 diisi berita mengenai balada ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo menjadi tersangka KPK. Salah satu pengusaha diangkat masuk jajaran menteri jelang akhir kabinet Indonesia Bersatu II.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk Chairul Tanjung menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa. Hatta Rajasa mendampingi Prabowo, dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2014.

Memang dunia ekonomi politik bukan hal asing bagi pria lulusan sarjana kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sebelumnya SBY menunjuk Chairul Tanjung sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada 2010.

Di komite itu, Chairul Tanjung (CT) membawahi lebih dari 20 orang dari berbagai profesi akademisi dan juga pemerhati ekonomi. Pertanggungjawaban komite ini langsung kepada presiden. Tetapi secara struktural, komite ini berada di bawah salah satu unit kerja Menko Perekonomian.

Lantaran telah berpengalaman di KEN, SBY menuturkan, Chairul Tanjung telah mengerti arah pembangunan Indonesia sehingga menjadi pertimbangan untuk mengangkatnya jadi Menteri Koordinator Perekonomian.

"Selama 5 tahun Pak Chairul Tanjung bukan orang lain. Selain menjabat sebagai Ketua KEN, sangat dekat membantu saya mengatasi masalah ekonomi, termasuk pandangannya agar kebijakan yang ditempuh pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik," ujar SBY.

Nama Chairul Tanjung sempat disebut-sebut untuk kembali jadi menteri di masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Namun, CT menegaskan dirinya ingin kembali jadi pengusaha karena masih memiliki tanggung jawab besar.

Selama Jadi Menko Perekonomian

Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (Liputan6.com/Johan Tallo )

Selama Jadi Menko Perekonomian

Meski duduk menjadi menko perekonomian hanya sekitar empat bulan, sosok pria bertubuh tinggi besar ini mampu menjaga ekonomi Indonesia.

Sebelum pemerintahan Joko Widodo menggadang-gadang penghematan anggaran negara, Chairul Tanjung mengusulkan sejumlah pemotongan pos anggaran negara di awal masa jabatannya.

Sejumlah pos anggaran negara yang tidak mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat diusulkan untuk dihapuskan. Anggaran itu seperti pembangunan gedung pemerintah di Kementerian, pengadaan kendaraan dinas, pemangkasan biaya perjalanan dinas, biaya seminar.

Menurut CT, adanya penghapusan dan pemotongan anggaran belanja dapat hemat sekitar 10 persen dari total anggaran pembangunan pada 2014. Dengan pemotongan anggaran dapat mempersempit defisit anggaran sehingga miliki lebih besar ruang fiskal.

Saat menerima posisi Menko Perekonomian, ayah dari dua anak ini menerima pesan khusus dari dua tokoh penting yaitu sang ibunda dan SBY. Ibundanya meminta untuk menyediakan beras berkualitas kepada rakyat. Sedangkan SBY berpesan untuk menjaga harga jelang Lebaran 2014.

CT pun tak tinggal diam. Ia langsung berkoordinasi dengan sejumlah menteri terutama Menteri Perdagangan untuk menjaga harga pangan. Bersama sejumlah menteri ia pernah melakukan operasi pasar ke sejumlah pasar di DKI Jakarta antara lain pasar Kramat Jati, pasar Klender, dan pasar beras Cipinang.

Hasil koordinasi ini memang membuahkan hasil. Chairul Tanjung mengklaim pihaknya mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Lantaran pemerintah dapat menekan harga sehingga laju inflasi tidak terlalu tinggi meski hadapi Lebaran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat inflasi Juli 2014 sekitar 0,93 persen, dan angka ini masih rendah dibandingkan Juli 2013 di kisaran 3 persen.

Kerja sama yang baik antara Kementerian terutama Kementerian Pertanian, Perdagangan mampu menjaga harga pangan relatif baik pada Lebaran 2014 dibandingkan 2013. Pengalaman CT sebagai pengusaha juga menjadi hal positif.

"Saya ini orang pasar, jadi ketika ada pergerakan sedikit saja saya tahu. Misalnya waktu harga daging ayam dan telur ayam naik, saya langsung bergerak. Bilang ke Menteri Perdagangan. Ini kebijakan saya yang paling berhasil," klaim dia.

Di masa kepemimpinan CT, pemerintah juga memberikan kemudahan izin usaha bagi pelaku usaha industri kecil dan menengah. Tak hanya itu, pemerintah juga memangkas perizinan di sejumlah sektor perkebunan, industri dan perhubungan. Langkah itu dilakukan mengingat lamanya proses perizinan dan tumpang tindih di kementerian sehingga perlu penyederhanaan izin.

Saat menjabat, ia pun mendapatkan sejumlah kunjungan dari bos besar sejumlah perusahaan energi dunia mulai dari Freeport, Chevron dan Newmont. Hal itu lantaran kebijakan pemerintah Indonesia soal bea keluar mineral dan investasi di sektor tambang dan minyak gas bumi.

Chairul Tanjung pun menegaskan pemerintah tak goyah menghadapi lobi-lobi dari bos besar perusahaan tambang itu.

Melibatkan KPK dan Pakai Fasilitas Pribadi

Chairul Tanjung juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika menjabat menjadi menteri. Hal ini dilakukan agar mendorong para pengambil keputusan untuk bergerak cepat. Ia pun melaporkan soal penggunaan pesawat pribadi kepada KPK lantaran salah satu agenda wajib Menko Perekonomian melakukan koordinasi.

Chairul Tanjung pun mengaku tak memakai fasilitas dinas. Bahkan gaji menko perekonomian ini dibayar tunai. Akan tetapi, gaji para pegawai Kementerian Bidang Koordinator Perekonomian telah memakai transaksi non tunai. Oleh karena itu dia mendorong penggunaan transaksi non tunai.

Selama menjabat sebagai menteri, CT juga memakai fasilitas pribadi sebagai langkah menghemat anggaran kementerian.

"Itu pasti hemat uang negara, keluar uang saya sendiri, ikhlas saya, pokoknya saya akan ikhlas selama lima bulan ini, ini bukan sesuatu yang penting buat saya," tegas CT.

Mengisi Posisi Menteri Kosong

Menjelang akhir masa pemerintahan kabinet Indonesia Bersatu II, Chairul Tanjung juga memegang posisi menteri lainnya. Lantaran ada sejumlah menteri yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Chairul Tanjung dipercaya untuk mengisi posisi menteri ESDM ad interim dan Menteri Kehutanan. Meski telah menduduki posisi menteri, sepertinya Chairul Tanjung lebih memilih bergelut jadi pengusaha.

Saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan terpilihnya CT jadi menteri di masa pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Chairul Tanjung mengaku dirinya ingin kembali menjadi pengusaha. "Saya ingin kembali ke habitat," ujar Chairul Tanjung.

Sebelum Jadi Menteri

Ilustrasi Chairul Tanjung
Ilustrasi Chairul Tanjung (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Sebelum Jadi Menteri

Ayah dari dua anak ini mengelola sebuah grup usaha cukup besar yaitu CT Corpora. CT Korpora membawahi tiga grup besar yaitu Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources.

Mega Corp merupakan usaha di bidang keuangan. Di dalamnya terdapat Bank Mega, Mega Finance, Mega Capital Mega Insurance, Bank Sulawesi Utara, Bank Sulawesi Tengah dan beberapa lainnya.

Trans Corp bergerak di bidang media, retail, lifestyle dan entertainment. Di dalamnya terdapat Trans TV, Detikcom, Telkomvision, Trans Fashion, Trans Studio dan beberapa perusahaan lain. Terakhir, Chairul membawa masuk CNN ke Indonesia.

CT Global Resources atau juga disebut CT Agro bergerak di bidang agribisnis. CT Agro memiliki lahan kelapa sawit seluas 60 ribu hektar. CT Global Resources merupakan usaha paling anyar dari Chairul Tanjung. Mulai didirikan pada 2008 dan panen pertama baru dilakukan pada 2012 lalu.

Berdasarkan laporan majalah Forbes terbaru, CT menduduki posisi keenam orang terkaya di Indonesia. Total kekayaannya mencapai US$ 4,3 miliar pada 2014. Ia sempat menduduki posisi ketiga orang terkaya di Indonesia.

Naluri jadi pengusaha memang telah terlihat dari mahasiswa. Ia membuka usaha kecil-kecilan seperti menjual stiker, buku, tas, kaos sepatu hingga membuka toko fotokopi. (Ahm/Igw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya