Ekspor Non-Migas Ditargetkan Capai US$ 192 Miliar

Perbaikan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan negara di kawasan Eropa dapat membantu ekspor sektor non migas pada 2015.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jan 2015, 16:25 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2015, 16:25 WIB
10 Perusahaan Komponen Otomotif Indonesia Ikut Pameran di Jerman
Kementerian Perdagangan mendorong peningkatan ekspor otomotif ke kawasan Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor sektor non-migas Indonesia bisa menembus angka US$ 192,5 miliar pada 2015.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Pangaribuan mengatakan, pihaknya optimistis, target tersebut bisa tercapai karena adanya perbaikan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan negara di kawasan Eropa.

"Dengan melihat pertumbuhan ekonomi Amerika dan Eropa pada tahun ini, kami yakin ekspor kita akan meningkat, kita akan bicara pada triwulan pertama dulu. Karena yang ekspor itu yang menentukan adalah permintaan global," ujar Partogi dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015).

Selain itu, jika melihat tren penurunan harga minyak mentah global yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini membuat industri di luar negeri kembali menggeliat. Hal ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk tingkatkan ekspor.

"Kita lihat penurunan harga minyak mentah dunia membuat kembali bergeliatnya industri di luar negeri. Kita akan buat barang-barang yang disukai pasar global. Kita sedang susun strategi untuk peningkatan ekspor, memang selama ini belum pernah (meningkat) 3 kali lipat," kata dia.

Sedangkan pada 2014, Partogi memperkirakan pencapaian target ekspor non-migas hanya mencapai US$ 146 miliar-US$ 148 miliar. Angka ini dibawah target yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar US$ 150 miliar-US$ 152 miliar.

"Untuk non-migas hanya capai US$ 146 miliar-US$ 148 miliar pada 2014. Ini mengalami penurunan karena harga komoditi juga mengalami penuruan dan permintaan beberapa negara yang alami penurunan," tandasnya. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya