Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat masukan dari Presiden International Tax and Investment Center (ITIC) Daniel Witt. Witt menyampaikan pentingnya melakukan reformasi sistem pajak yang sederhana, untuk menarik investor asing untuk masuk.
"Diskusi dengan Wapres tadi pentingnya untuk mewujudkan rezim pajak yang kompetitif untuk tarik investor. Tidak hanya investor asing, tapi juga dalam negeri ke sistem pajak," kata Daniel, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Witt juga menuturkan, ICIT pernah memiliki pengalaman di Kazakhstan. Beberapa waktu lalu, negara tersebut memakai sistem pajak Uni Soviet yang rumit. Hasilnya, banyak pengemplang pajak dan kecurangan yang terjadi. Kemudian, sistem yang rumit itu dirubah jadi lebih sederhana.
"Mereka meninggalkan sistem itu dan menuju sistem pajak yang lebih sederhana. Untuk perorangan 13 persen dan perusahaan 20 persen, penerimaan mereka meningkat, dan permainan pajak berkurang. Lebih mudah bagi orang kaya bayar pajak," ungkap Witt.
Ia melanjutkan reformasi pajak memerlukan mobilisasi basis pajak menuju sistem pajak yang lebih sederhana, memakai rezim yang mudah dan spesifik pada VAT Reclaim (pengembalian PPN atau pajak pertambahan nilai) dan pajak penghasilan, semua itu demi penerimaan pajak negara meningkat.
"Hal ini mudah dikumpulkan pegawai pajak, mudah bagi pembayar pajak, dan saya percaya sejarah dunia sudah membuktikan," tuturnya.
Calon Wakil Gubernur Didik J Rachbini yang mendampingi Witt pun mengatakan Wapres JK memahami apa yang disampaikan. JK menambahkan tak cukup hanya reformasi saja, tapi implementasi dibutuhkan pula. "Pak JK bilang kita tidak hanya butuh reformasi, tapi implementasi," tegas Didik.
Dalam pertemuan itu pun, sebuah buku diberikan pada JK. Di dalam buku yang berjudul Asean Exces Tax Reform itu dijelaskan soal cukai. ICIT menuturkan di Indonesia sebagian besar cukai didapat dari rokok, padahal industri lain bisa dikenakan cukai pula. "Cukai di Indonesia itu biasanya hanya dari rokok, sebenarnya alkohol atau mobil bisa diberi cukai, termasuk bensin seperti di luar negeri," tandas Didik. (Silvanus Alvin/Gdn)
Tingkatkan Penerimaan, Sistem Pajak RI Harus Lebih Sederhana
Reformasi pajak memerlukan mobilisasi basis pajak menuju sistem pajak yang lebih sederhana, memakai rezim yang mudah dan spesifik.
diperbarui 03 Feb 2015, 13:08 WIBDiterbitkan 03 Feb 2015, 13:08 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Cara Jitu Turunkan Kolesterol Tanpa Obat ala Ade Rai, Mudah dan Terbukti Tokcer!
Jadwal Perayaan Cap Go Meh 2025, Cek Lokasi Perayaannya di Jakarta
Pilih Klub Jepang Yokohama F Marinos, Bek Timnas Indonesia Sandy Walsh Bermain di Level Tertinggi Asia
Tips Hemat Kuota: Panduan Lengkap Mengoptimalkan Penggunaan Data Internet
Asuransi adalah: Panduan Lengkap Memahami Perlindungan Finansial
Sri Mulyani Paparkan Alasan Penerapan Hemat Anggaran Rp 306 Triliun
Saksikan Mega Series Magic 5 Season 3, di Indosiar, Selasa 11 Februari, via Live Streaming Pukul 16.30 WIB
Dua Hari Lagi Menghadapi Iran dalam Piala Asia U-20 2025, Timnas Indonesia U-20 Sedang Persiapkan Diri di China
Attitude adalah Kunci Sukses dalam Kehidupan dan Karier, Ketahui Penerapannya
Yusril Sebut Pemulangan Terpidana Reynhard Sinaga dari Inggris Bukan Prioritas Pemerintah
BBM Jenis Solar Akan Dibatasi, Selama Ini Disebut Terlalu Banyak
Baby Blues adalah Risiko Gangguan Setelah Melahirkan, Ketahui Cara Mengatasinya