Liputan6.com, Jakarta - Komitmen Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan untuk menyisir para pengemplang pajak kian serius. Melalui data pada sistem teknologi informasi (IT) yang terpasang, pihaknya mampu menemukan kejanggalan setoran pajak dari Wajib Pajak (WP) kaya.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro dihadapan anggota Komisi XI bercerita mengenai upaya intensifikasi pajak melalui pelacakan data IT, khususnya pembeli tunggangan mewah seperti lamborghini.
"Saya minta untuk mengeluarkan data pembeli lamborghini sepanjang 2014, dan hasilnya lengkap sekali. Dari daftar itu, saya cek ada pembeli yang nggak punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)," terang dia di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Dari hasil temuan itu, sambung Bambang, pihaknya menelusuri rekam jejak si pembeli lamborghini yang ternyata adalah seorang wanita. Data itu diperoleh dari Kartu Keluarga yang masuk dalam data tersebut.
"Yang beli atas nama istrinya, tapi suaminya punya NPWP. Kita lakukan penelusuran si suami ini yang ternyata bukan orang biasa. Pajak yang dia bayarkan setiap tahun nggak sesuai dengan kemampuannya. Dari situ kita coba datangi dan tagih ke rumahnya. Anda punya aset ini itu, tapi bayar pajak nggak macth," jelasnya.
Dengan demikian, Bambang menegaskan, Ditjen Pajak akan menelusuri WP lain yang disinyalir ada ketidaksesuaian harta kekayaan dengan penyetoran pajak setiap tahun. Pelacakan ini bisa menggunakan IT sehingga meningkatkan kepatuhan pembayaran pajak," pungkas dia. (Fik/Nrm)
Energi & Tambang