Liputan6.com, Jakarta - PT Samsung Elektronik Indonesia mengaku sudah menjalankan produksi ponsel di Indonesia. Produsen ponsel terbesar di Korea Selatan (Korsel) Â itu, merupakan satu dari sekian banyak investor asal Korsel yang memperluas kegiatan penanaman modalnya di Tanah Air.Â
Â
Hal ini diakui Direktur Samsung Elektronik Indonesia, Lee Kang Hyun saat menghadiri Seminar Indonesia Economic Perspektif, Infrastructure and Manufacture Investment Opportunities and Challenges 2015-2019 di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (11/2/2015).Â
Â
"Kita sudah mulai produksi, nanti kita akan resmikan (perluasan pabriknya). Mengundang Menteri atau sampai level bagaimana, sedang dikoordinasikan," ucap dia yang cukup fasih berbahasa Indonesia.Â
Â
Ketika ditanyakan lebih jauh mengenai detail dari kapasitas produksi ponsel Samsung di Indonesia, Lee masih bungkam. Namun dia mengaku, pabrik tersebut memproduksi satu juta unit ponsel pada tahap awal.Â
Â
"Produksi awalnya satu juta unit ponsel per bulan. Tapi nanti ya, dalam dua minggu, saya panggil semua wartawan gelar konferensi pers," tegas dia.Â
Â
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Franky Sibarani mengaku, seiring perluasan investasi Samsung Indonesia dari produk elektronik ke produk ponsel, produsen raksasa ini  mempertanyakan kebijakan baru pemerintah terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri.
Â
Ponsel pintar Samsung dan iPhone wajib mengandung 40 persen komponen lokal. Jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka konsekuensinya produk itudilarang dijual di Indonesia.Â
Â
"Samsung mempertanyakan satu kebijakan insentif yang pernah disampaikan tapi muncuk kebijakan baru soal TKDN. Saya rasa itu bisa dipertimbangkan, makanya kita sedang proses. Intinya pemerintah tetap mendorong sektor elektronik dan sedang melakukan pembahasan revisi kebijakan TKDN untuk ponsel," jelas dia.Â
Â
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, investor Korsel sangat berpotensi pada penanaman modal di sektor pembangkit listrik, elektronik seperti Samsung, pelabuhan, dan sebagainya.Â
Â
"Korsel memang paling besar investasi di manufakturing, seperti Samsung, LG. Tapi mau bikin juga pabrik kimia dan pelabuhan saat Presiden Jokowi kunjungan ke sana," terang dia. (Fik/Nrm)