Rokok dan Lika-liku Asmara Menteri Sofyan Djalil

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil pun memiliki pengalaman sendiri yang berhubungan dengan kebiasaannya merokok.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Apr 2015, 16:18 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 16:18 WIB
 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil
Liputan6.com,Jakarta - Indonesia menjadi salah satu produsen rokok besar di dunia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil pun memiliki pengalaman sendiri yang berhubungan dengan kebiasaannya merokok.
 
Dia mengakui untuk mengontrol konsumsi rokok masyarakat bukan perkara mudah. Lantaran, hal tesebut berkaitan langsung dengan para pekerja yang menggantungkan hidup dari industri rokok.
 
"Rokok masalah dilematis, tidak disukai karena tidak baik kesehatan. Tapi pihak lain masih banyak orang terlibat di industri rokok," kata dia, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
 
Dia juga mengatakan untuk melepaskan konsumen dari rokok juga bukan hal yang gampang. Secara pribadi, Sofyan pun menceritakan pengalamannya ketika berhenti merokok.
 
Dia bercerita, berhenti merokok merupakan syarat untuk mempersunting perempuan yang kini menjadi istrinya. "Ceritanya dulu istri saya, bilang nggak mau nikah kalau merokok. Kalau nikah saya berhenti rokok. Janjinya gitu. Istri saya percaya," kenang dia.
 
Namun, janji itu seolah di mulut saja. Nyatanya, Mantan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Satu tesebut tetap merokok ketika tidak berada di rumah.
 
"Jadi waktu di rumah nggak ngerokok tapi di sekolah, kampus, kantor Kejaksaan Agung nggak beli tapi orang ngasi. Cap minta, ada istilahnya rokok gratis," lanjutnya.
 
Memang, sebaik-baiknya orang menutupi kebohongan akan terkuak juga. Bau sisa asap rokok yang menempel di baju dan mulut kerap diketahui sang istri.
 
Alhasil, karena sering ketahuan dan bosan berbohong membuat dia akhirnya bersumpah untuk tidak merokok lagi . Sofyan benar-benar berhenti ketika berusia 30 tahun.
 
"Dia (istri) bilang kamu ngerokok, besok ditanya lagi, bohong terus, saya bersumpah demi Allah seumur hidup nggak merokok lagi. makanya saya kemarin bilang sumpah penting," katanya.
 
Sejak saat itu, Sofyan pun telah meninggalkan Dji Sam Soe dan Wismilak yang menjadi rokok favoritnya. Diakuinya, hari-hari pertama berhenti merokok begitu menyiksa apalagi kerap seorang kawan menggoda dan menawarkan rokok. Tetapi, hal itu tak dihiraukan sehingga dia bisa berhenti sampai sekarang.
 
"Masalahnya itu mau atau tidak mau, itu bisa kita ubah," ujarnya.
 
Keniatan merupakan modal besar untuk sebuah perubah. Sofyan mengatakan prinsip itu lah yang kini dipegang oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu juga tercermin ketika Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) membabat pelaku pencurian ikan atau illegal fishing.
 
"Seperti illegal fishing siapa yang terlibat, tapi harus, Bu Susi seperti pendekar mabuk tendang kiri, bawah bersih kok," tandas dia.(Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya