Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyadari kompetensi dalam berbahasa Jepang mutlak adanya untuk bekal bagi TKI yang hendak bekerja ke Jepang khususnya sebagai Kangoshi atau perawat dan Kaigofukusisi atau pengasuh.
Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Agusdin Subiantoro menjelaskan, karena kesadaran tersebut BNP2TKI mengadakan Pelatihan Bahasa Jepang bagi Calon Kangoshi dan Kaigofukushisi angkatan 8 di Gedung P4TK Bahasa, Jalan Gardu Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Selasa (26/5).
"Indonesia dari tahun ke tahun semakin lebih banyak dan lebih baik, pada 2015 ini telah terpenuhi sebanyak 85 persen atau 281 orang yang tahun ini ditempatkan di Jepang sebagai tenaga perawat dan pengasuh dari total permintaan sebanyak 342 orang," kata Agusdin.
Untuk bisa lulus dan diterima bekerja di Jepang, kata dia, memang harus lulus ujian. Untuk itu, kepada mereka yang telah lulus untuk dapat menularkan ilmu dan pengalamannya kepada adik-adik kelas untuk dapat bekerja ke Jepang.
Agusdin melanjutkan, potensi Indonesia untuk bisa mengisi lowongan kerja ke Jepang sangat besar. "Mestinya kita dapat mengisi kesempatan ini. Saat ini ada 281 orang yang dapat diberangkatkan ke Jepang. Dalam ujian negara di Jepang, tenaga kerja Indonesia juga lebih baik dari Filipina maupun Vietnam, karena itu peserta harus berusaha," katanya.
BNP2TKI akan meminta kepada Jepang supaya syarat pengalaman kerja di Jepang sebagai perawat cukup satu tahun saja. Selain itu, jabatan lain yang dikelola dengan skema magang hendaknya diproses melalui skema kerja saja, bukan magang.
"BNP2TKI juga akan usulkan kepada Pemerintah Jepang supaya nantinya pelatihan bahasa Jepang seperti ini dapat diselenggarakan berdasarkan zona daerah. Misalnya di Medan, Makassar dan daerah lainnya karena guru dan tenaga pengajar pun agar dapat dipersiapkan.
Ketua Jepang Foundation, Tadashi Ogawa menyambut baik animo masyarakat Indonesia yang antusias untuk bekerja di Jepang sebagai perawat dan pengasuh. Untuk mencapai target kompetensi dalam menguasai bahasa Jepang, kata dia, memang tidak mudah. Karena itu Jepang Foundation menggandeng berbagai pihak di Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kegiatan pelatihan bahasa ini, Jepang Foundation menyiapkan 18 pengajar dari Jepang, 17 pengajar Indonesia yang dipilih oleh Jepang, serta 19 pengajar yang dipilih oleh Perhimpunan Alumni dari Jepang (Persada). Tadasi mengatakan bahwa para peserta akan diberangkatkan ke Jepang dan diharapkan nantinya dapat lulus semua sehingga dapat bekerja di Jepang. (Gdn/Ndw)
BNP2TKI Pastikan Perawat dan Pengasuh dari RI Kompeten
BNP2TKI akan meminta kepada Jepang supaya syarat pengalaman kerja di Jepang sebagai perawat cukup satu tahun saja.
Diperbarui 26 Mei 2015, 17:23 WIBDiterbitkan 26 Mei 2015, 17:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ini Alasan Polisi Tahan Nikita Mirzani Usai Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Pemerasan
Begini Cara Rebus Lontong Cepat 12 Menit, Hemat Gas & Awet Berhari-hari
Fokus : Banjir Rendam Kota Bekasi, Warga Kesulitan Menyelamatkan Ternaknya
7 Inspirasi Outfit untuk Bukber, Tampil Simpel Namun Elegan
7 Potret Terbaru Jordi Onsu Disebut Sudah Mualaf, Ngaku Ingin Buka Puasa di Mekkah
Review Drakor The Potato Lab, Komedi Ugal-ugalan Peneliti Kentang dan Juru Bicara Neraka
Wujudkan Green Energy, PLN Icon Plus Serahkan Kendaraan Listrik ke PLTU Punagaya
11 Pinjol Belum Penuhi Kewajiban Ekuitas Minimum
Akses Jalan Terputus, Truk dan Perahu Karet Dikerahkan Bantu Korban Terdampak Banjir di Tangerang
Benarkah Menangis Saat Dapat Membatalkan Puasa? Ternyata Begini Hukumnya dalam Islam
Resep Ayam Katsu Ala Jepang untuk Berbuka Puasa, Hidangan Favorit Anak
Jepang Punya Taman Terkecil di Dunia, Cuma Seluas 4 Lembar Kertas