Pasokan Beras Terjaga, Inflasi Juni Bakal Rendah

Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi mengatakan, pengendalian harga beras dan bahan pokok lain menjadi kunci jaga inflasi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Jun 2015, 16:23 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2015, 16:23 WIB
Hukumun Apa yang Pantas Buat Pengedar Beras Plastik?
Komentar mengenai hukuman yang pantas untuk para pengedar beras plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) meyakini inflasi di bawah 1 persen pada Juni 2015. Target inflasi itu dapat tercapai asal pemerintah dapat mengendalikan pasokan pangan terutama beras saat puasa.

"Mudah-mudahan tidak tinggi. Kuncinya pengendalian beras selain bahan pokok yang lain. Kalau beras kita bisa kendalikan bersama dengan komoditas yang lain," kata Deputi Bidang Statistik Distibusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Senin (1/6/2015).

Dia mengatakan, salah satu langkah yang ditempuh untuk mencapai target itu dengan mengoptimalkan cadangan Perum Bulog. "Kalau pemerintah menggunakan cadangan beras yang ada di Bulog untuk intervensi pasar dan juga dengan cara-cara lain saya kira masih bisa terjaga," ujar Sasmito.

Tak sekadar itu, pemerintah juga mesti mengendalikan komoditas lain seperti minyak goreng, telur dan ayam yang kerap naik ketika puasa. "Yang dikhawatirkan adalah yang pokok seperti beras, minyak goreng, telur, ayam dan juga bumbu-bumbuan. Yang pengaruhnya besar itu beras," kata Sasmito.

Selain harga pangan yang menjadi ancaman inflasi ialah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terutama Pertamax yang terus berubah harganya.
Namun hal tersebut bukan ancaman yang berarti mengingat porsi masyarakat pengguna bahan bakar non subsidi tersebut relatif kecil.

"Pertamax 4 persen kemudian 1 persen untuk solar termasuk Pertamina Dex. Jadi pengaruh kenaikan Pertamax dan Pertamina Dex itu kecil, tidak terlalu besar," kata dia.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Mei 2015 mencapai 0,50 persen. Adapun berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) dari total 82 kota, 81 kota tercatat mengalami inflasi dan 1 kota deflasi.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, laju inflasi  year on year (Mei 2014-Mei 2015) tercatat mencapai 7,15 persen. Sedangkan secara tahun kalender (April-Mei 2015) terjadi deflasi sebesar 0,42 persen.

Kemudian inflasi komponen inti pada Mei 2015 mencapai 0,23 persen, sementara inflasi inti (yoy) mencapai 5,04 persen. Pemerintah menargetkan inflasi berada di kisaran 5 persen dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya