Laba Melonjak, Pemerintah Harus Apresiasi Kinerja Inalum

Dari sisi penjualan aluminium batangan, pasar domestik menyerap sebesar 142.925 ton (71,5 persen) produksi Inalum.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Jun 2015, 16:55 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 16:55 WIB
Inalum
Inalum (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum mampu mencatatkan kinerja yang cukup positif dengan membukukan laba bersih US$ 128,7 juta untuk tahun buku 2014. Perolehan laba tersebut meningkat 201 persen jika dibanding 2013. Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara‎, pencapaian perusahaan BUMN tersebut patut diacungi jempol.

Marwan melanjutkan, kinerja yang telah dibukukan oleh Inalum tersebut jika dibandingkan dengan kinerja perusahaan BUMN lainnya, sangat jauh. PAda tahun buku 2014 kemarin tak ada perusahaan BUMN yang mampu meningaktkan labanya hingga dua kali lipat.

"Dengan adanya perubahan yang sangat signifikan seperti sekarang, yang sampai menghasilkan laba bersih hingga dua kali lipat, kita perlu mengapresiasi manajemen baru Inalum yang dijalankan oleh orang-orang Indonesia sendiri dan kita juga menyambut baik apa yang sudah dicapai‎," kata Marwan dalam keterangannya, Rabu (3/5/2015).

Marwan menilai untuk mencapai kinerja yang maksimal tidak ada salahnya jika Menteri BUMN lebih melakukan asessment lebih mendalam terhadap manajemen Inalum. ‎"Namun di saat bersamaan, kita juga perlu melihat ke belakang, apa sesungguhnya yang terjadi sebelumnya, kenapa baru kali ini mencapai laba sebesar itu," tegas dia.

Seperti diketahui, ‎Pada tahun 2014, produksi Aluminium batangan mencapai 199.692 ton, naik 4,1 persen dibandingkan produksi 190.363 ton pada periode yang sama di tahun 2013.

Harga Aluminium batangan yang cenderung menguat selama tahun 2014 juga mendorong perusahaan plat merah ini memperoleh laba bersih sebesar US$ 128,7 juta atau meningkat secara signifikan 201 persen dari US$ 64 juta (setelah restatement) pada tahun fiskal 2013.

Dari sisi penjualan aluminium batangan, pasar domestik menyerap sebesar 142.925 ton (71,5 persen), meningkat sekitar 171 persen lebih dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013 yang hanya sebesar 83.362 ton.

Sedangkan ekspor aluminium batangan mencapai 57.000 ton (28,5 persen) atau turun sebesar 47 persen dibandingkan ekspor tahun lalu, yang saat itu masih berstatus sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA) yaitu sebesar 107.001 ton.

Peningkatan penjualan pada pasar domestik menunjukkan keseriusan Inalum untuk turut mengembangkan industri hilir Aluminium di Indonesia.‎ (Yas/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya