Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana untuk membatasi impor ternak. Rencananya, pemerintah hanya akan mengizinkan pengiriman 50 ribu ekor sapi pada kuartal-III 2015, turun dari 250 ribu ekor pada kuartal sebelumnya. Para eksportir menuding ketegangan politis antara Indonesia dan Australia menjadi memicu kebijakan pemangkasan impor ternak dari Australia.
Melansir laman sbs.com.au, Selasa (14/7/2015), para eksportir ternak hidup sangat terkejut dengan keputusan yang kabarnya telah dibuat pekan lalu dan mulai merebak ke publik pekan ini. Meski begitu, pembatasan izin ekspor sapi hidup itu masih belum secara resmi dirilis pemerintah Indonesia.
Para eksportir masih menebak-nebak apa yang menyebabkan pemerintah Indonesia mengambil keputusan tersebut secara tiba-tiba. Banyak pihak yang menuduh bahwa keputusan tersebut merupakan imbas dari urusan pilitik. Namun sebagian besar eksportir yang tak yakin ada alasan politik di balik keputusan itu.
Bagi eksportir, hubungan dengan Indonesia telah membaik setelah keputusan eksekusi mati pengedar narkoba Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dilakukan beberapa waktu lalu.
"Saya rasa banyak orang berpikir, itu merupakan salah satu alasannya. TApi kami tidak berpikir begitu," ungkap Chief Executive Australian Livestock Exsporters Council Alison Penfold.
Hal itu dibenarkan juru bicara Departemen Pertanian Joel Fitzgibbon yang mengatakan, hubungan pemerintah Australia dan Indonesia baik-baik saja. Keputusan itu, menurutnya, lantaran pemerintah Indonesia ingin memberdayakan hewan ternak di negaranya sendiri.
"Saya dengan tulus berharap hubungan dengan Indonesia di tataran politik bukan alasan yang memicu pembatasan impor sapi hidup ini," kata Fitzgibbon.
Sebagai gantinya, dia berharap pemerintah Indonesia akan mengimpor lebih banyak daging sapi dari Australia.
Sejauh ini, para eksportir sudah mulai mengalami guncangan industri lantaran izin ekspor terlambat dirilis. Apalagi ditambah isu pembatasan impor dari Indonesia yang kian meresahkan, lantaran biaya mengembangbiakkan sapi semakin mahal.
"50 ribu adalah jumlah yang luar biasa kecil, apalagi menjelang Lebaran seperti sekarang dan jumlahnya justru dikurangi. Itu jumlah yang sangat rendah," tandas Haydn Sale, dari Yougawalla Station di Kimberley region, Western Australia. (Sis/Gdn)
RI Batasi Impor Sapi Australia, Imbas Urusan Politik?
Pembatasan izin ekspor sapi hidup itu masih belum secara resmi dirilis pemerintah Indonesia.
diperbarui 14 Jul 2015, 11:00 WIBDiterbitkan 14 Jul 2015, 11:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Pelajar di Bandar Lampung Dibekuk, 2 Buron
Dosakah Suami jika Memberi Nafkah Selalu Kurang? Buya Yahya Menjawab
Inspirasi Model Rambut Pendek untuk Tampilan Modern dan Edgy 2025
Terungkap, Penyebab Kematian Balita di Jaktim Bukan karena Kekerasan Seksual
Inilah Negara-Negara yang Kini Tinggal Sejarah
Kaleidoskop 2024: Timnas Indonesia Ukir Tinta Emas, Lolos Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia hingga Juara Piala AFF Wanita Perdana
Bagaimana Sains Menjelaskan Fobia?
Cara Praktis Membuat Masker Lidah Buaya untuk Kulit Cantik dan Sehat
YLKI: Diskon Listrik 50 Persen Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi
5 Sikap Berkelas yang Harus Dimiliki Perempuan Dewasa
Timnas Indonesia vs Filipina: Shin Tae-yong Minta Dukungan Penuh Suporter Garuda
Baca Surah Al-Qur'an Ini, Bebas Siksa Kubur dan Dapat Syafaat di Hari Kiamat, Penjelasan Buya Yahya