Kementan Belum Restui RI Impor Daging dari India

India belum bebas penyakit mulut dan kuku dikhawatirkan dapat berdampak terhadap penularan penyakit hewan di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jul 2015, 13:25 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2015, 13:25 WIB
Daging Sapi
Sapi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan membuka peluang impor daging sapi selain dari Australia dan Selandia Baru, salah satunya yaitu dari India.

Namun Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Hari Priyono mengatakan sampai saat ini Indonesia belum bisa melakukan impor dari negeri bollywood tersebut. Lantaran sapi-sapi asal India belum terjamin bebas dari penyakit.

"Soal daging India itu bukan isu perdagangan, itu isu soal penyakit. Kenapa kita tidak bisa impor daging India? Karena India itu belum bebas  PMK (penyakit mulut dan kuku) dan penyakit hewan lainnya,"ujar Hari di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Jika Indonesia memaksakan diri untuk melakukan impor dari India, lanjut Hari, dikhawatirkan sapi yang ada di dalam negeri tertular penyakit PMK tersebut.

"Kalau kita impor, potensi kita tertular. Maka kita dalam aturan yang ada tidak boleh mengimpor dari daerah-daerah yang belum bebas penyakit," lanjutnya.

Mengenai Malaysia yang selama ini sudah mengimpor daging dari India, Hari menilai hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing pemerintah. Sejauh ini dia menilai Malaysia memang belum menerapkan bebas PMK seperti di Indonesia.

"Policy dia (Malaysia), kalau kita tidak bisa. Malaysia negara yang tidak bebas PMK, jadi daerah yang sakit mengimpor dari daerah yang sakit silakan saja, policy mereka. Tapi kita daerah yang sehat, jangan diimpor dari daerah yang sakit," kata dia.

Hari juga memastikan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kemendag dalam impor sapi dan daging sapi. Sejauh ini belum ada rencana untuk melakukan impor dari negara tersebut.

"Kita selalu koordinasi mengenai impor daging sapi bakalan, itu dengan Direktorat Jenderal Peternakan," ujar Hari.

Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel mengatakan kebutuhan impor sapi hidup Indonesia mencapai 750 ribu ekor per tahun. Ia menuturkan, pemerintah membuka kesempatan untuk mengimpor sapi hidup dari negara lain. Jadi tidak hanya dari Australia saja supaya bisa menekan harga sampai ke tingkat konsumen. Salah satunya India.

"Kami lihat semuanya, kemungkinannya iya, kami lihat mana yang lebih murah untuk kepentingan nasional kita. Bisa saja kami pelajari dari (India)," ujar Rachmat. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya