Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan peluang impor sapi hidup dari negara lain, selain Australia sangat terbuka lebar. Hal itu lantaran kebutuhan impor sapi Indonesia mencapai 750 ribu setiap tahun.
Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel mengatakan kebutuhan impor sapi hidup Indonesia mencapai 750 ribu ekor per tahun. "Tapi itu mungkin ada peningkatan," ucap dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Juni di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Baca Juga
Ia menuturkan, pemerintah membuka kesempatan untuk mengimpor sapi hidup dari negara lain. Jadi tidak hanya dari Australia saja supaya bisa menekan harga sampai ke tingkat konsumen. Salah satunya India.
Advertisement
"Kami lihat semuanya, kemungkinannya iya, kami lihat mana yang lebih murah untuk kepentingan nasional kita. Bisa saja kami pelajari dari (India)," ujar Rachmat.
Rachmat menuturkan, biaya produksi atau logistik mengalami peningkatan sehingga akan berdampak ke harga jual di tingkat konsumen maupun inflasi. Tentu, sambung dia, pemerintah harus berupaya menekan biaya agar konsumen tidak merasa terbebani.
"Bisa mempelajari impor sapi dari India atau negara lain. Yang pasti menurunkan biaya supaya enggak melebihi harga di konsumen," terang dia.
Hanya saja, kata Rachmat, kuota impor jangan sampai membuat stok di dalam negeri berlebihan sehingga kesulitan menjual di pasar Indonesia, terutama mengganggu pasar peternak lokal. Kebijakan impor sapi harus memperhatikan peternak dalam negeri.
"Jangan seolah-olah tidak memperhatikan peternak lokal. Makanya kita dorong berapa besar sebetulnya sehingga mengambil keputusan impor bisa tepat," kata Rachmat. (Fik/Ahm)