Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada perdagangan Kamis (30/7/2015). Pendorong pelemahan nilai tukar rupiah karena dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa.
Mengutip Data valuta asing Bloomberg, pada pukul 09.51 WIB, nilai tukar rupiah melemah ke level 13.469 per dolar AS. Rupiah dibuka melemah ke level 13.459 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp 13.456 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.455 per dolar AS hingga 13.482 per dolar AS.
Sedangkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah ke level 13.468 per dolar AS jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang tercatat di level 13.444 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta menjelaskan, pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah sempat menguat tipis. "Rupiah mampu menguat hingga kemarin sore setelah dollar AS melemah di Asia menyusul buruknya data AS di malam sebelumnya," tuturnya.
Namun pada perdagangan hari ini tekanan pelemahan rupiah berpeluang kembali terjadi akibat dollar index yang berhasil berbalik menguat dini hari tadi. "Paling tidak hingga September, dengan harapan kenaikan suku bunga the Fed yang meninggi, tekanan pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terjaga," tuturnya.
Selain itu, mengutip Bloomberg, berdasarkan riset dari Nomura Holdings Inc , investor juga melepas rupiah karena adanya ekspentasi penurunan pertumbuhan ekonomi. Dalam risetnya, Nomura menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2015 akan berada di 4,5 persen. Proyeksi tersebut turun jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang ada di level 4,8 persen.
"Rupiah kembali tertekan seperti pada Mei 2015 lalu. Kami harapkan pertumbuhan bisa di level 5 persen namun kemungkinan hal tersebut tidak bisa terjadi," jelas Ekonom DBS Group Holding Ltd, SIngapura, Gundy Cahyadi.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan nilai tukar rupiah melemah terjadi karena faktor eksternal dan hampir semua mata uang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). "Rupiah itu pengaruhnya eksternal daripada internal karena semua mata uang hampir melemah terhadap dolar AS," kata JK.
Kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, lanjut JK, tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan kondisi Yen Jepang, Yuan Tiongkok, dan Ringgit Malaysia. "Kita tidak melemah melawan Yen, tidak melemah melawan Yuan, tidak melemah dengan Ringgit hanya melemah terhadap Dolar AS karena dia lebih kuat," imbuh JK.
Dalam kondisi seperti ini, pemerintah berusaha menjaga kualitas dalam negeri dan meningkatkan ekspor‎. Meski demikian, dirinya, paham pemerintah tidak bisa menguasai bila harga komoditas turun. (Gdn/Ndw)
Rupiah Kembali Tertekan ke Level 13.468 per Dolar AS
Investor melepas rupiah karena adanya ekspentasi penurunan pertumbuhan ekonomi di semester II 2015.
diperbarui 30 Jul 2015, 11:34 WIBDiterbitkan 30 Jul 2015, 11:34 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
IHSG Dibuka Melemah, 123 Saham Anjlok
Prabowo dan PM Albanese Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Strategis Indonesia-Australia
Siapa Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra?
9 Arti Mimpi Mau Dibunuh Orang Tapi Gagal, Jangan Terlalu Khawatir
Meta akan Tebar Iklan ke Threads mulai Januari 2025?
Jika Takdir Sudah Ditentukan, Mengapa Harus Berdoa? Begini Nasihat Ustadz Abdul Somad
Pengusaha UMKM yang Punya Kredit Macet Bisa Langsung Minta Dihapus ke Bank
Shin Tae-Yong Peringatkan Timnas Indonesia untuk Fokus dan Nikmati Pertandingan Lawan Jepang, Dilarang Keras Overthinking
KKP Ajak UMKM Jadi Pilar Ekonomi Sirkular untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Beredar Video Jokowi Sebut Saya Ridwan Kamil, Ini Respons RK
Antisipasi Skema Parkir Bus Timnas Indonesia, Hajime Moriyasu Sebut Jepang Sudah Siapkan Taktik Khusus
Klasemen Timnas Indonesia Paling Bawah Usai China Kalahkan Bahrain, Skuad Garuda Makin Terhimpit