1.128 Pegawai ESDM Dapat Tugas Jadi Brigade Energi

Penghematan harus segera dilakukan karena kondisi energi di Indonesia mengalami krisis.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Agu 2015, 10:23 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2015, 10:23 WIB
Menteri ESDM dan Komisi VII Gelar Rapat Kerja di Senayan
Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, Brigade Energi diangkat untuk menjadi duta dalam mensosialisasikan penghematan energi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendidik 1.128 pegawai mereka untuk dijadikan pasukan hemat energi (Brigade Energi).  Pendidikan tersebut melalui Perkuliahan Program In-House Energy Management MBA (ENEMBA).

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, pembekalan Brigade Energi merupakan program yang bertujuan untuk menjadikan para pegawai ESDM yang berjumlah 1128 orang sebagai duta dalam mensosialisasikan penghematan energi.

Menurut Sudirman, penghematan harus segera dilakukan karena kondisi energi di Indonesia mengalami krisis. Produksi minyak dan gas menurun namun konsumsi terus meningkat. Ditambah lagi, kemampuan infrastruktur yang tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat.

"Hal ini menciptakan adanya jarak antara kemampuan dalam melayani masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan konsumsi energi," kata Sudirman dalam situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada dua pendekatan dapat dilakukan. Pertama pendekatan minimalis dan kedua pendekatan kejuangan.

Pendekatan minimalis adalah berusaha sesuai kemampuan. Sedangkan kejuangan, memilih mengerjakan apa yang dibutuhkan oleh bangsa dan masyarakat.

“Aspek yang dapat mendukung pendekatan kedua ini adalah kreativitas, upaya, skill, ilmu pengetahuan dan keberanian mengambil resiko. Aspek-aspek tersebut yang dibutuhkan untuk menjembatani kemampuan dan kebutuhan,” tutur Sudirman.

Selanjutnya Sudirman mengatakan, di balik berbagai aspek yang dibutuhkan tersebut, ada aspek yang dapat mengganggu usaha dalam menjembatani kemampuan dan kebutuhan yaitu pragmatisme berlebihan, cara pandang jangka pendek, sikap berkhianat pada publik serta sikap koruptif.

Untuk menghindari aspek tersebut, Sudirman menyarankan untuk memaksimalkan apa yang dimiliki, termasuk kreativitas, upaya, teknologi, ilmu pengetahuan dan keberanian. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya