Harga Emas Jatuh karena Ekonomi AS Pulih

Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 1,2 persen ke level US$ 1.124,6 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Agu 2015, 06:50 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 06:50 WIB
Pasar Saham Global Bergejolak, Harga Emas Ikut Turun
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 1,2 persen ke level US$ 1.124,6 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas terjatuh pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta), karena data-data ekonomi yang telah keluar menunjukkan adanya perbaikan di perekonomian Amerika Serikat (AS) sehingga meningkatkan keyakinan investor bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (27/8/2015), harga emas untuk pengiriman Desember, yang merupakan kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup turun 1,2 persen ke level US$ 1.124,6 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Data terbaru yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat adalah data pesanan untuk barang tahan lama. Dalam data tersebut memperlihatkan terjadi kenaikan 2 persen untuk periode Juli lalu jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Data tersebut mengalahkan konsensi dari para analis yang memperkirakan kenaikannya hanya akan berada di kisaran 0,1 persen.

Indeks kepercayaan konsumen AS untuk penjualan rumah baru juga mengalami kenaikan menjadi optimistis.

Dengan tanda-tanda baru tersebut, memungkinkan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan ke level yang lebih tinggi setelah sebelumnya sempat mengalami keraguan karena beberapa data belum mendukung.

Tentu saja, perkiraan kenaikan suku bunga The Fed ini menjadi khabar buruk bagi emas karena harus bersaing ketat dengan surat utang dan juga instrumen keuangan lainnya yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Pada perdagangan pekan lalu, harga emas sempat menguat karena beberapa investor yakin bahwa The Fed belum akan menaikkan suku bunganya di tahun ini. Keyakinan investor tersebut setelah melihat perkembangan ekonomi global.

Sebelumnya, Kawasan Eropa masih harus berjuang untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan juga membantu Yunani mengembalikan perekonomiannya yang saat ini tengah mengalami krisis.

Selain itu, China juga sedang memberikan petunjuk bahwa telah terjadi perlambatan perekonomian yang pengaruhkan akan sangat terasa di dunia.

"Reli harga emas yang terjadi pada beberapa pekan terakhir kemarin menurut saya akan terus berlanjut sehingga harga emas akan berada di angka US$ 1.150 per ounce lagi," jelas Analis Logam Mulia Marex Spectron, David Govett tetap optimistis. (Gdn/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya