Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mampu bergerak perkasa pada perdagangan Kamis (27/8/2015). Hal itu lantaran intervensi Bank Indonesia (BI) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap dengan kebijakan percepatan ekonomi untuk meningkatkan investasi guna menopang penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah menguat 1,1 persen atau 142 poin berada di kisaran 13.990 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini. Sejak pagi hingga sore ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.990-14.150 per dolar AS. Data RTI, nilai tukar rupiah juga berada di kisaran 13.990 per dolar AS.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah tipis 0,18 persen menjadi 14.128 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.102 per dolar AS.
Advertisement
Menurut Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova, penguatan rupiah dikarenakan intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar cukup besar. Hal itu juga didukung oleh kebijakan stimulus yang akan diterapkan pemerintah.
"Pasar merespons positif," tambah Rully saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pekan ini.
Penguatan rupiah yang terjadi ini memang didukung dari gerak pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu dilakukan agar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS.
"Kami melihat dukungan bagi nilai tukar Rupiah setelah anjlok cukup tajam," kata Khoon Goh, Analis Australia and New Zealand Banking Group Ltd.
Khoon Goh juga mengatakan pemerintah cukup peduli atas melemahnya mata uang rupiah. Hal itu melihat pemerintah sedang mempersiapkan beberapa jenis kebijakan pajak untuk korporat dan investor untuk membawa dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah tertekan sekitar 14 persen sepanjang 2015. Hal itu dikarenakan harapan kenaikan suku bunga AS dan devaluasi mata uang China Yuan. (Ilh/Ahm)