Liputan6.com, Jakarta - Komisi V DPR RI yang membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat dan pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal, menilai rencana pemerintah untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung sebaiknya ditunda, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang tengah melemah.
Anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani mengatakan, selain karena faktor lemahnya perekonomian Indonesia, rencana pembangunan kereta cepat ini juga tidak jelas letak urgensinya.
Apabila pemerintah beralasan soal mobilitas, Miryam mamandang, selama ini rute Jakarta-Bandung sudah dapat dilayani melalui jaringan kereta api dan jalan tol yang kondisinya relatif bagus baik dari pelayanan maupun harga yang kompetitif.
"Bahkan saya melihat tidak ada keunggulan baru yg ditawarkan oleh hadirnya kereta cepat ini nanti," kata Miryam di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Dia justru menilai dengan adanya kereta cepat malah akan semakin membuat timpang pembangunan infrastruktur Jawa dan Luar Jawa. Menurutnya, apabila pemerintah tetap memaksakan proyek ini tentu Presiden Jokowi akan terlihat tidak konsisten dengan komitmennya untuk mengedepankan pembangunan infrastruktur luar Jawa guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Miryam berujar, kereta cepat ini juga akan terhambat dengan kondisi dalam kota Jakarta maupun Bandung yang sering kali macet sehingga menyusahkan masyarakat untuk naik kereta cepat itu sendiri. Hal itu dikarenakan lama waktu tempuh dari rumah menuju stasiun itu hampir sama dengan waktu tempuh langsung dari rumah menuju Bandung.
"Sehingga masyarakat akan lebih memilih ke Bandung menggunakan kendaraan pribadi daripada naik kereta cepat," ujar Miryam.
Belum lagi, sambung Miryam, masalah akan muncul dalam penentuan tarif tiketnya, jangan sampai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbebani untuk mensubsidi harga tiket kereta cepat ini karena faktor masyarakat yang belum mampu menjangkau apabila dijual terlalu mahal.
"Sebaiknya pemerintah fokus pada pembangunan yang lebih urgen dan punya dampak lebih besar terhadap pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Luar Jawa jauh lebih membutuhkan perhatian dan mendesak dibangun infrastruktur yang memadai guna mendorong pertumbuhan ekonomi daripada obsesi membangun kereta cepat yang tak jelas urgensinya," papar dia.
Politisi Partai Hanura ini menuturkan, apabila kegiatan ini terus dipaksakan maka pemerintahan sekarang akan kehabisan energi hanya untuk mengurus pembangunan yang tak perlu dan tidak berdampak positif untuk kemajuan bangsa. (Luqman/Gdn)
DPR Nilai Jalan Tol Lebih Efektif dibanding Kereta Cepat
Selama ini rute Jakarta-Bandung sudah dapat dilayani melalui jaringan kereta api dan jalan tol yang kondisinya relatif bagus.
diperbarui 15 Sep 2015, 18:19 WIBDiterbitkan 15 Sep 2015, 18:19 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Real Madrid Tolak Rekrut Fullback yang Direkomendasikan Kylian Mbappe, Lebih Tertarik pada Pemain Andalan Liverpool Ini
Coach Justin, Sosok Pengamat Sepak Bola Indonesia yang Dapat Ancaman Usai Bahas Shin Tae-yong
Tradisi Tiup Terompet Tahun Baru dari Bangsa Yahudi Kuno Kata UAS, Muslim Masih Mau Ikut-ikutan?
BMKG Prediksi Sejumlah Kota Besar di Indonesia Turun Hujan Hari Ini Minggu 29 Desember
Hadapi West Ham, Liverpool Optimis Perpanjang Rekor saat Hadapi West Ham
Profil Annar Salahuddin Sampetoding, Pengusaha dan Tokoh Masyarakat Sulsel Diduga Jadi Otak Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alaudin
Prediksi Pertandingan Leicester City melawan Man City di Liga Inggris: Momen Kebangkitan dalam Laga Istimewa bagi Pep Guardiola
Jelang Pekan ke-19 Premier League Musim 2024/2025, Intip Statistik Pertandingan Chelsea vs Ipswich Town
Alasan Investor Lo Kheng Hong Beli Saham BDMN
6 Khasiat Ikan Salmon bagi Kesehatan Tubuh, Wajib Tahu!
Ini 5 Daerah di Indonesia dengan Suhu Terdingin
10 Makanan Khas Purwakarta yang Wajib Dicoba, Bisa Jadi Oleh-oleh