Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS) dapat menjadi pendorong adanya diversifikasi usaha investasi AS ke Indonesia.
Kepala BKPM, Franky Sibarani menuturkan, salah satu target BKPM dalam kunjungan ke AS kali ini meyakinkan potensi investasi Indonesia di luar sektor-sektor yang selama ini banyak diminati oleh investor AS.Dia menambahkan, investasi AS di Indonesia sekarang masih fokus di sektor pertambangan.
Berdasarkan catatan BKPM, sejak 2010 hingga kuartal III 2015, investasi AS di Indonesia adalah sebesar US$ 8 miliar. Adapun lima sektor terbesar adalah sektor tambang US$ 7,2 miliar, perdagangan US$ 258 juta, industri makanan US$ 167 juta, industri alat angkut US$ 142 juta, dan industri kimia US$ 56 juta.
Advertisement
"90 persen investasi AS di Indonesia masih fokus di sektor tambang. Kunjungan Jokowi ini diharapkan menjadi momentum untuk mengenalkan potensi investasi di Indonesia kepada investor AS, khususnya untuk sektor-sektor yang menjadi prioritas seperti infrastruktur, pertanian, maritim, hilirasi sumber daya dan industri," kata Franky melalui keterangan resmi, Senin (26/10/2015).
Franky menilai, potensi menarik investasi dari AS di luar sektor pertambangan masih cukup besar, mengingat sektor utama investasi AS belum banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Mengutip data Financial Times, lima sektor utama investasi AS ke seluruh dunia adalah komunikasi, software, dan pelayanan informasi teknologi, otomotif, energi dan sektor kimia.Karena itu, lanjut Franky, BKPM juga akan mengenalkan potensi investasi di Indonesia untuk sektor ekonomi digital.
Salah satu langkah yang dilakukan BKPM adalah menghadirkan sesi tentang ekonomi digital pada Investment Summit yang akan diselenggarakan pada 26 Oktober 2015 waktu Washington.Menurut rencana akan tampil sebagai pembicaran adalah Menkominfo Rudiantara, CEO Gojek Nadiem Makarim, perwakilan Tokopedia dan Walt Disney.
"Selain sesi ekonomi digital, acara Investment Summit juga akan menampilkan sektor perdagangan, energi dan tentu saja informasi reformasi kebijakan investasi yang dilakukan Indonesia, termasuk izin investasi 3 jam yang hari ini mulai diberlakukan. Bahkan untuk mendorong diversifikasi, kami juga akan mengeluarkan izin prinsip investasi di tempat bagi investor yang serius," tambah Franky.
Menurut data BKPM, AS termasuk sepuluh besar negara paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi AS pada Januari-September 2015 sebesar US$ 854 juta. Sementara itu, total investasi AS di Indonesia periode 2010-September 2015 sebesar US$ 8 miliar, dan menduduki peringkat ketiga di bawah Singapura dan Jepang. (Fik/Ahm)