Stok Aman, Impor Beras Hanya untuk Cadangan

Pemerintah memastikan akan melakukan impor beras.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Nov 2015, 17:01 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2015, 17:01 WIB
20150918-Beras Naik-Jakarta
Pekerja tengah memindahkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Harga beras mengalami kenaikan hingga 14 persen dari harga tahun lalu yang disebabkan oleh melonjaknya biaya produksi mencapai 20 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Menteri Pertanian Amran Sulaiman membenarkan pemerintah akan melakukan impor beras. Namun, tidak dijelaskan secara detail terkait hal tersebut. Ia juga menyebut impor beras sebagai cadangan semata.

"Itu kan cadangan. Kalau masih ada stok, itu cadangan. Cadangan itu, bisa keluar, bisa tidak kan," kata Amran, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (1/11/2015).

Amran juga menjelaskan terjadi peningkatan produksi beras dibandingkan tahun lalu. Ia juga memastikan stok beras hingga akhir tahun masih aman dan masyarakat tidak perlu khawatir.

"Stok sampai hari ini 1,5 juta ton. Di Cipinang hari Senin baru-baru ini yang masuk 5.000 ton. Yang biasa masuk 3.000 ton tahun sebelumnya. Artinya ini tanda kalau produksi meningkat," ujar Amran.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya menegaskan pemerintah telah membuka keran impor. ‎Alasannya, Indonesia sedang menghadapi kekeringan karena fenomena El Nino sehingga mengganggu musim panen dan produksi.

"Ini kan masalahnya kekeringan. Ya kita tidak ingin mengorbankan masyarakat dengan berpegang pada perkiraan yang bisa salah. Karena itulah maka kita buka kemungkinan impor secepatnya. Kita akan melihat itu sebagai kemungkinan, harus buka," kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir dari The Saigon Times, Indonesia akan mengimpor beras 1 juta ton dari Vietnam. Direktur Thinh Phat Co Ltd Lam Anh Tuan menyatakan, beras untuk Indonesia terdiri dari 750.000 ton dengan kualitas patahan 15 persen dan 250.000 ton beras dengan patahan 5 persen atau beras premium.

Beras tersebut akan dikirimkan Vietnam selama enam bulan, mulai Oktober hingga Maret tahun depan. (Alvin/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya