Liputan6.com, Jakarta - Ambisius proyek infrastruktur mampu memberi dampak luar biasa terhadap pasar real estate atau properti di suatu negara. Seiring dengan peningkatan ekonomi secara keseluruhan dan ketersediaan lapangan kerja dalam sektor konstruksi, pembangunan berskala besar ikut membantu meningkatkan nilai properti di sekitarnya.
Portal properti global Lamudi, seperti dikutip Selasa (24/11/2015) melirik enam proyek infrastruktur utama yang sedang dibangun di negara-negara berkembang. Megaproyek tersebut akan mendongkrak pasar properti masing-masing negara.
1. Jalan Tol Trans Sumatera
Advertisement
Lokasi : Indonesia
Investasi : US$ 23 miliar
Jalan tol trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer (Km) ini akan menghubungkan Lampung hingga Aceh, di Pulau Sumatera yang merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pemerintah Indonesia membuat aturan khusus yang mengizinkan pinjaman fleksibel untuk pembangunan infrastruktur ini.
Aturan itu membuka peluang bagi perusahaan selain PT Hutama Karya (Persero) untuk berpartisipasi membangun proyek berskala besar ini. Tahap sepanjang 2 Km sedang dalam proses pengerjaan saat ini dan pemerintah berharap trayek jalan bebas hambatan yang akan membentang 16 kilometer dapat beroperasi pada 2016.
Baca Juga
2. Kota Ekonomi King Abdullah (KAEC)
Lokasi : Arab Saudi
Investasi : US$ 100 miliar
Kota yang terletak di atas gurun tak bertuan ini sedang mengalami perubahan besar-besaran. Salah satunya membangun pelabuhan King Abdullah dan Industrial Valley, yang akan menjadi rumah bagi lebih dari 80 perusahaan manufaktur lokal dan global serta perusahaan-perusahaan logistik.
Proyek ini bertujuan untuk diversifikasi perekonomian Arab Saudi dari sektor minyak. Diperkirakan proyek tersebut sanggup mengatasi defisit perumahan. Tujuh residensial baru akan menampung lebih dari 2 juta warga setelah pembangunan yang ditargetkan selesai 2035. Sementara estimasi sekitar 50 ribu orang akan pindah ke residensial itu dalam lima tahun ke depan.
3. Koridor Ekonomi Tiongkok – Pakistan
Lokasi : Dari Gwadar, Pakistan hingga Xinjiang, Tiongkok
Investasi : Lebih dari US$ 6 miliar
Proyek sepanjang 3.000 Km ini akan menghubungkan Pelabuhan Gwadar di Pakistan sampai Daerah Otonomi Xinjiang Uygur di Tiongkok. Jaringan jalan tol, kereta api dan proyek energi akan menghubungkan dua negara ini untuk mengangkut minyak dan gas. Dari proyek tersebut diharapkan akan menghasilkan miliaran keuntungan.
Pemerintah Pakistan baru-baru ini mengumumka proyek tersebut telah menjadikan Tiongkok sebagai investor asing paling top di negara Asia Selatan.
Intip Proyek Top di Negara Berkembang
4. Clark Green City
Lokasi : Central Luzon, Filipina
Investasi : 200 milyar Peso Filipina (sekitar US$ 4,25 miliar)
Disebut-sebut sebagai Kota Metropolis berikutnya di Filipina, proyek pembangunan di atas lahan 288 hektar ini akan menjadi kota pertama di Filipina yang memiliki teknologi terintegrasi.
Pembangunan ini menggabungkan perumahan, area komersial juga perkembangan teknologi dan informasi, disertai dengan penawaran area hijau dan gaya hidup berkelanjutan bagi warga. Pembangunan ini akan mencakup sekitar 2.000 unit perumahan terjangkau bagi karyawan di kota.
Menurut Presiden dan CEO Bases Conversion and Development Authority (BCDA) Arnel Casanova, Clark Green City diatur untuk menjadi “Pusat Pembangunan Ekonomi di Filipina”.
5. Bogota Urban Renewal
Lokasi : Kolombia
Investasi : Sekitar US$ 50 miliar
Dimulai pada 2007, Plan Centro dibuat untuk meningkatkan kondisi kehidupan di Ibukota Kolombia. Tujuannya adalah untuk mendorong warga Bogota tinggal di pusat kota dengan peningkatan keamanan, perumahan yang lebih baik dan dorongan kegiatan komersial.
Proyek-proyek seperti pembaharuan dan pembuatan jalur pedestrian Séptima antara Plaza de Bolívar dan Calle 26 telah rampung. Proyek kunci lain, termasuk proyek ambisius Estación Central on Calle 25 di Caracas, sebuah stasiun transit multi-modal diharapkan selesai dalam 10 tahun.
6. Centenary City Nigeria
Lokasi : Abuja, Nigeria
Investasi : US$ 18 miliar
Proyek besar di atas lahan 1.300 hektar ini dibangun oleh Pemerintah Nigeria dan merupakan yang terbesar di Afrika. Disebut sebagai kota cerdas seperti Dubai dan Singapura, proyek Abuja Centenary City mencakup pusat bisnis, pusat keuangan, museum dan pusat kebudayaan, 13 hotel serta taman bisnis dan teknologi.
Proyek ini juga akan menjadi rumah bagi menara tertinggi di Afrika, yaitu Afrika Tower setinggi 308 meter. Bagi penduduk tersedia pula perumahan, lapangan golf 18-hole, fasilitas olahraga dan rekreasi, dan fasilitas umum lain. Dampak dari pembangunan ini terhadap pasar properti lokal telah diperhitungkan.
Sekitar 60 persen dari keuntungan pembangunan ini akan disisihkan untuk membantu mengatasi peningkatan permintaan perumahan di Nigeria. Setelah selesai, Centenary City akan menjadi rumah bagi 137.850 penduduk. Selain itu, proyek ini diperkirakan akan memberi kontribusi sekitar 5 persen dalam PDB Abuja. (Fik/Ahm)
Advertisement