Liputan6.com, Makassar - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) tidak pernah berhenti untuk terus mendorong realisasi KPR dalam mendukung tercapainya target program satu juta rumah tahun 2015.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong bagaimana pasar merespon dengan cepat gerakan sejuta rumah ini. Dibutuhkan semangat tinggi dari berbagai pihak untuk sama-sama mendorong realisasi atas program ini.
Baca Juga
"Hari ini kami melakukan akad kredit 6.600 KPR di beberapa kantor cabang yang dilakukan secara serentak dalam sehari. Ini adalah inisiatif korporasi dalam mendorong program satu juta rumah," ujar Maryono, Direktur Utama Bank BTN usai menyaksikan penandatanganan akad kredit 6.600 KPR dalam sehari di Makassar, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 25 November 2015.
Advertisement
Maryono menjelaskan, 6.600 debitur proses akad kredit KPR dalam sehari itu sangat luar biasa. Ini sekaligus menjawab BTN dalam kondisi pendanaan yang sangat aman dan sangat siap dalam mendukung program satu juta rumah.
Akad kredit merupakan rangkaian dari proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) setelah melalui proses pemeriksaan dokumen-dokumen persyaratan kredit yang diserahkan sebelumnya, dan kemudian setelah itu dilakukan analisa risiko kredit dan survei penilaian properti yang menjadi agunan atau jaminan telah dinilai dan memenuhi syarat dan ketentuan pihak pemberi dana kredit, maka pengajuan KPR disetujui, dan akan menerika Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) oleh pihak pemberi dana pinjaman kredit itu dan persyaratan dalam SP3K dilengkapi maka proses selanjutnya adalah akad kredit itu sendiri.
Baca Juga
"Sejak awal kami menegaskan bahwa BTN siap menjadi motor penggerak dalam program satu juta rumah. Meskipun demikian, karena ini bukan menjadi tugas dan tanggung jawab BTN sendiri, maka semua pihak terkait di negeri ini harus memberikan dukungan karena ini adalah program pemerintah untuk rakyat," tegas dia.
BTN sebelumnya telah melakukan hal yang sama untuk salah satu kantor cabang di Tangerang dengan realisasi kredit sebanyak 1.000 KPR dalam sehari. Pada 2010, BTN pun juga pernah melakukan realisasi kredit sebanyak 5.557 dalam sehari. Realisasi kredit ini telah tercatat dalam MURI sebagai realisasi kredit terbanyak dalam sehari.
Akad Kredit KPR Terbanyak Sepanjang Sejarah
"Jadi yang kami lakukan pada hari ini adalah akad kredit KPR terbanyak sepanjang sejarah dengan jumlah 6.600 KPR dalam sehari. Oleh karena itu bertepatan dengan hari ulang tahun KPR ke 39 yang jatuh pada 10 Desember, kami akan mematenkannya dalam Museum Rekor Indoesia (MURI) sebagai bank dengan akad kredit terbanyak dalam sehari. Rekor ini mengalahkan apa yang sudah kami dapatkan pada tahun 2010," kata Maryono.
Ia mengatakan, model seperti yang dilakukan ini memberikan ruang kesiapan para pelaku pembangunan perumahan dan bank termasuk pihak terkait dalam pembiayaan perumahan.
"Ini akan menjadi pendorong semangat untuk bagaimana kita semua yang terlibat dalam pembiayaan perumahan terpacu untuk merealisasikannya. Ruang kredit untuk tumbuh akan terbuka dan peluang masyarakat punya rumah juga akan terbuka. Termasuk dalam hal ini bisnis para pengembang akan berpotensi untuk tumbuh," kata dia.
BTN meggagas gerakan ini sebagai inisiatif bisnis dan layanan perseroan kepada para mitra dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia. Permintaan rumah masih sangat tinggi untuk kelas menengah bawah.
"Ini peluang bisnis dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus direspons karena potensinya ada. Pengembang dapat membangun rumah dan kami perbankan dapat menyalurkan KPR. Sekaligus dengan ini akan mengurangi backlog pemenuhan kebutuhan rumah dalam negeri," kata dia.
Maryono mengatakan melalui berbagai aksi korporasi dan peningkatan kualitas infrastruktur bisnis yang dilakukan Bank BTN, perseroan optimistis mampu mendukung pembiayaan program satu juta rumah, sekaligus menopang kinerja perseroan.
"Ini adalah komitmen Bank BTN, sebagai bank milik negara, memberikan dukungan bagi suksesnya program pemerintah sekaligus mewujudkan hak asasi seluruh warga negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya akan sebuah rumah yang layak dengan cara mudah, cepat dan murah," tambah dia. (Amd/Ahm)