Pemerintah Cari Cara Dongkrak Keuntungan Bisnis BBG

Keuntungan penjualan bahan bakar gas (BBG) belum menarik membuat pengusaha enggan bangun SPBG.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Nov 2015, 20:50 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2015, 20:50 WIB
20151116-SPBG Keliling Segera Beroperasi di Jakarta-Jakarta
Petugas memeriksa Mobile Refueling Unit (MRU) Pertamina Envogas yang baru diresmikan PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Senin (16/11). MRU adalah suatu unit pengisian bahan bakar gas berupa CNG yang dapat berpindah lokasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mencari cara untuk meningkatkan keuntungan penjualan Bahan Bakar Gas (BBG), untuk mempincu pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengakui, keuntungan penjualan BBG belum menarik, sehingga pengusaha enggan membangun SPBG.

"Harga gas transportasi, margin pengusaha SPBG belum menarik, karena bangun SPBG cukup mahal harga gas Rp 3.100 liter setara Premium," kata Wiratmaja, di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Wiratmaja mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun formula kenaikan margin pengusaha, agar bisnis BBG menjadi lebih menarik dan meminati pembangunan SPBG.

"Kita buat formula supaya investor badan suaha tertarik bangun SPBG. Kita nunggu momen yang pas untuk diterbitkan," tutur Wiratmaja.

Wiratmaja menambahkan, pihaknya menghindari kenaikan harga untuk meningkatkan keuntungan bisnis BBG. Besaran harga BBG akan tetap dijadikan 60 persen dari harga Premium. "Belum tentu harga dinaikan bisa jadi ada alternatif di situ, harga tetap dijaga 50 hingga 60 dari harga Bahan Bakar Minyak," kata Wiratmaja. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya