Liputan6.com, Jakarta - Alih profesi berbeda dengan pindah kerja. Saat Anda beralih profesi, ini artinya Anda melakukan perubahan jalur karir, di mana pindah kerja ke bidang yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya.
Alih profesi sering dijadikan sebagai cara yang tepat untuk mengembangkan karir dan menambah pengalaman baru.
Baca Juga
Selain itu, Anda akan keluar dari zona nyaman dan harus berjuang dengan tantangan baru yang pasti berbeda dari pekerjaan sebelumnya.
Advertisement
Namun sebelum memutuskan alih profesi, baiknya Anda pertimbangkan lima hal berikut ini seperti dilansir dari laman Quintcareers.com, Sabtu (28/11/2015):
1. Usia Masih Produktif
Idealnya, keputusan untuk alih profesi harus diambil saat Anda masih muda dan berusia produktif. Ada kecenderungan usia di atas 30 tahun akan menyulitkan untuk alih profesi di sektor formal, karena tidak mengikuti standar usia yang ditentukan perusahaan.
Belum lagi persepsi perusahaan kalau Anda sudah cukup matang dan sulit “berubah” karena Anda sudah pengalaman di bidang sebelumnya.
Meskipun demikian, ada juga beberapa pekerjaan yang tidak mempermasalahkan umur. Misalnya saja bila Anda memilih bekerja di organisasi non pemerintah (NGO) ataupun di kedutaan asing. Selama Anda bisa membuktikan diri sebagai kandidat yang terbaik, kenapa tidak?.
2. Cukupkah Ilmu Baru Anda?
Pastikan Anda sudah memiliki ilmu dan keahlian yang cukup untuk profesi baru tersebut. Hal ini penting supaya Anda bisa bersaing dengan kompetitor yang mempunyai misi sama.
Jangan sampai Anda memutuskan alih profesi tetapi bekal yang dimiliki masih pas-pasan. Akibatnya Anda akan sulit memasarkan diri secara maksimal.
Selanjutnya?
3. Jaringan yang Luas
Alih profesi juga membutuhkan jaringan yang luas. Mungkin Anda selama ini sering menerima informasi pekerjaan dari rekan-rekan yang berprofesi sama. Nah, Anda juga harus punya jaringan yang bisa memberikan informasi pekerjaan untuk profesi yang baru.
Anda dapat memperkuat jaringan dengan menggunakan media sosial berbasis karir, maupun aktif menghadiri acara yang dihadiri para pelaku industri tersebut.
4. Siap Ambil Risiko
Alih profesi berarti Anda siap mengambil risiko. Risiko yang paling jelas adalah kemungkinan sulit mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan karena harus bersaing dengan orang lain yang mungkin sudah memiliki pengalaman di bidang tersebut.
Atau jika ingin pindah ke profesi yang standar gajinya tidak setinggi profesi saat ini, Anda harus siap menerima pemasukan yang mungkin jumlahnya lebih rendah.
Untuk menghindari hal ini, baiknya Anda terus mengasah keahlian baru Anda selama masih bekerja di pekerjaan sebelumnya, agar bila kesempatan datang, Anda bisa langsung menekuni profesi baru tersebut dengan modal ilmu yang cukup.
Jika memang profesi incaran Anda memiliki standar gaji yang lebih rendah, pastikan kondisi keuangan Anda tak akan terganggu, misalnya dengan mencari pekerjaan sampingan, atau menabung dulu sebanyak mungkin di perusahaan lama sebelum akhirnya pindah ke profesi lain.
5. Mulai dari Bawah Lagi
Ada kalanya alih profesi berarti Anda harus siap memulai segala sesuatu dari bawah lagi. Misalnya kalau di profesi sebelumnya level Anda adalah manajer, maka di profesi baru harus siap menjadi supervisor atau pegawai biasa karena belum memiliki pengalaman yang cukup. Belum lagi gaji yang mungkin lebih rendah dari sebelumnya.
Jangan kecil hati. Justru ini bisa menjadi motivasi dan membuat Anda lebih bersemangat untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi meskipun Anda masih tergolong baru di industri ini, toh sudah punya pengalaman di tempat sebelumnya, misalnya dalam hal manajemen, menyelesaikan masalah, dan sebagainya, yang tentunya bisa diterapkan di perusahaan baru ini, apapun industrinya. (Vna/Nrm)
Advertisement