Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk akan mendapat 23 armada baru pada tahun ini. Armada tersebut akan digunakan oleh perseroan untuk penerbangan jarak jauh dan beberapa pesawat akan didelegasikan untuk anak perusahaan yaitu Citilink Indonesia.Â
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menjelaskan, di awal Februari 2016 ini Garuda telah menerima 1 armada baru Airbus A330-300 dengan diamond seat dari 4 unit  yang dipesan. Selain itu, Garuda Indonesia juga telah melakukans erah terima Boeing 777-300ER yang telah dipesan pada 2013 lalu.Â
Menurut Arif, langkah Garuda Indonesia membeli Airbus A330-300 dan Boeing 777-300ER yang mempunyai karakteristik berbadan lebar dengan jarak tempuh hingga 12 jam non stop tersebut untuk ekspansi bisnis. "Airbus A330 untuk penerbangan internasional ke arah Eropa dan Timur Tengah," katanya seperti ditulis Selasa (2/2/2016)Â
Baca Juga
Garuda Indonesia juga akan 8 pesawat dengan kapasitas sedang. Pesawat tersebut akan digunakan oleh Citilink Indonesia yang memberikan rute penerbangan jarak menengah di dalam negeri.
Pesawat untuk rute menengah tersebut akan digunakan untuk bandara besar. Sedangkan untuk bandara perintis, Citilink juga telah memesan 9 unit pesawat baling-baling ATR rute pendek atau domestik.
Arif melanjutkan, penambahan unit pesawat ini tidak sembarang memilih produknya, melainkan dengan menggunakan metode operating list.Â
Sayangnya, saat ditanya berapa harga yang harus dibayar dalam memborong puluhan unit pesawat ini, Arif enggan menyebutkannya secara gamblang. "Ya kan kita pake operating list juga, demi menekan budget. Kemudian kita juga dapat harga khusus dari Airbus, saya tidak bisa menyebutkannya," ujarnya seraya tersenyum.
Menurutnya, langkah memborong unit pesawat ini adalah langkah besar yang dilakukan Garuda Indonesia. Di tengah pertumbuhan ekonomi negara yang yang tidak mencapai angka 5 persen pada tahun lalu, Garuda Indonesia melihat adanya peningkatan jam terbang 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Penambahan unit ini juga untuk meningkatkan jam terbang internasional. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan maskapai asing lainnya," pungkasnya. (Pramita Tristiawati/Gdn)