Kemenhub Beri Rekomendasi soal Jalur Kereta Cepat Rawan Gempa

Kementerian Perhubungan telah menyampaikan laporan BMKG soal kondisi di sekitar jalur kereta cepat kepada PT KCIC.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Feb 2016, 21:15 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2016, 21:15 WIB
20160121-Peresmikan Proyek kereta Cepat Jakarta Bandung- Ilyas Praditya
Gambaran kereta cepat Jakarta-Bandung (Liputan6.com/ Ilyas Praditya)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan mengeluarkan dua rekomendasi yang harus dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selalu badan usaha penyelenggara prasarana dan sarana kereta cepat. Rekomendasi itu terkait kondisi di sekitar jalur kereta cepat yang rawan gempa.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi di sekitar jalur kereta cepat tersebut.

"Daerah di sepanjang jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung berdekatan dengan zona sumber gempa bumi yang berupa sesar aktif di daratan dan zona subduksi lempeng di Samudera Hindia," ujar Hermanto di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Dia menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah gempa bumi menyebutkan Jakarta dan Jawa Barat sudah beberapa kali diguncang gempa bumi signifikan dan merusak. Skenario gempa bumi ini dapat berpotensi menimbulkan gempa bumi yang signifikan di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.

Untuk itu, kata Hermanto, pihaknya telah mengeluarkan dua rekomendasi yang harus dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku badan usaha penyelenggara prasarana kereta cepat.

Pertama, untuk mengetahui besarnya potensi‎ bahaya gempa bumi di sepanjang jalur kereta cepat dan upaya pengurangan risiko akibat gempa bumi, maka perlu diadakan kajian seismologi teknik yang komprehensif di sepanjang jalur KA cepat Jakarta-Bandung yang meliputi siesmik dasar analisis, dan spesifik.

Kedua, untuk mendukung keselamatan kereta cepat Jakarta-Bandung maka perlu dilengkapi dengan sistem peringatan dini gempa bumi atau earthquake early warning system.

"Sudah saya sampaikan ke KCIC nanti  tunggu respons mereka apakah desain yang sudah ada telah mencakup ini semua," kata dia.

Jika dalam desain yang telah dirancang oleh KCIC tidak mencakup dua rekomendasi tersebut, lanjut Hermanto, maka KCIC harus mengubah desain pembangunan jalur kereta yang telah dibuatnya.

"Kami terima surat dari BMKG menyampaikan beberapa hal tentang kewaspadaan, ini sudah disampaikan ke KCIC untuk melakukan penyempurnaan terhadap desain yang ada," kata Hermanto.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Didesain Tahan Gempa

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Didesain Tahan Gempa

PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menyatakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah memperhitungkan kondisi tanah jalur tersebut.

Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan menuturkan, kereta cepat Jakarta-Bandung melewati lima jalur patahan. Jalur patahan tersebut rawan akan gempa dan longsor.

"Kami memiliki peta, memang daerah Jawa dan Sumatera daerah gempa. Ini maping yang terjadi.

Memang ada lima jalur patahan yang harus diwaspadai. Kami tahu Cipularang KM 92 ada patahan. Kereta cepat jalurnya dihindari jalur patahan tersebut. Dari lima patahan, tiga tidak aktif, dua aktif dan kami hindari itu," jelas dia ketika berada di kantor Liputan6, SCTV Tower, Minggu 31 Januari 2016.

Hanggoro juga menuturkan, pihaknya telah memasang sensor di sepanjang jalur untuk mengantisipasi gempa serta gerakan tanah sedini mungkin. "Kami melakukan teknologi safety indeks level 4, dan pasang banyak sensor untuk menditeksi pergerakan tanah dan gempa," ujar dia.

Dalam implementasinya, pihaknya menuturkan kereta cepat tersebut juga melakukan penyesuaian ketika terjadi pergerakan tanah dan gempa. Dengan teknologi yang ada, kereta akan berhenti namun tetap memperhitungkan keselamatan penumpang.

"Berhenti dalam kategori safety, tidak mungkin total 100 persen. Ada prosesnya pengereman. Begitu warning pengereman otomatis tetapi dalam kategori safety," tutur dia. (Dny/Ahm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya