Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung rencana PT Pertamina (Persero) mengolah minyak mentah pada fasilitas pengolahan minyak (kilang) di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri.
Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja menga‎takan, rencana Pertamina mengolah minyak mentah di luar negeri merupakan terobosan yang bagus, sambil menunggu terbangunnya kilang minyak baru di dalam negeri. Apalagi waktu untuk membangun kilang cukup lama.
“Pembangunan kilang (baru) kan membutuhkan waktu, misalnya 5 tahun," kata dia di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
‎Menurut dia, terobosan tersebut dapat menekan biaya pengadaan BBM. Ini yang diprediksi menjadi alasan Pertamina berencana mengolah minyak mentah di luar negeri ketimbang impor BBM langsung.
Baca Juga
"Mungkin Pertamina berhitung, daripada impor produk jadi (BBM), mending impor crude karena ada kerja sama dengan Iran, Irak. Lebih murah," tutur Wiratmaja.
Dia mengaku, pertimbangan pemerintah memberikan dukungan juga yakin langkah ini akan menciptakan efisiensi dalam pengadaan BBM. Untuk mengolah minyak mentah di luar negeri tidak perlu izin dari pemerintah karena merupakan aksi korporasi.
PT Pertamina melalui ‎Integrated Supply Chain (ISC) berencana menggunakan jasa pengolahan minyak mentah di luar negeri untuk meningkatkan produksi produksi BBM.
VP Marketing Development ISC Pertamina Hasto Wibowo‎ mengungkapkan,‎ ‎ISC memiliki program mengolah minyak mentah yang telah dibeli dari luar negeri dengan menumpang pada fasilitas pengolahan minyak mentah luar negeri, kemudian hasil olahannya akan dibawa ke dalam negeri.
"Crude processing minyak mentah di kilang luar negeri, kita punya minyak mentah diproses di kilang luar negeri hasilnya kita bawa kembali. Kita masak di luar," jelas dia.
Advertisement
Hasto mengungkapkan, hal tersebut merupakan usaha ISC untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Pasalnya, saat ini kilang yang ada memiliki kapasitas terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan Pertamina harus melakukan impor BBM.
Ia menambahkan, ISC memiliki pertimbangan sendiri dalam menggunakan jasa kilang tersebut yaitu biaya pengolahannya lebih murah ketimbang membeli langsung BBM sehingga dapat menciptakan efisiensi dalam pengadaannya."Tapi harus lebih murah dibandingkan kalau kita impor (BBM) 8 juta barel per bulan‎‎," ujar Hasto.
Salah satu negara yang dapat dimanfaatkan kilangnya adalah India, karena kilang yang dimiliki India dapat menghasilkan banyak produk dan tingkat kompleksitasnya tinggi. Namun saat ini Pertamina masih melakukan seleksi.(Pew/Nrm)