Tenaga Kerja RI Disukai Negara Lain karena Pelayanannya

Indonesia menjadi salah satu negara pengirim tenaga kerja di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Mar 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 14:00 WIB
TKI Tiba di Bandara Soetta
TKI korban perdagangan orang di Korsel tiba di Bandara Soetta (Liputan6.com/ Pramitha Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengakui pemerintah masih perlu meningkatkan soft skill maupun hard skill tenaga kerja Indonesia agar dapat bersaing di era perdagangan bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA). Walaupun demikian, pekerja Indonesia dikatakan sebenarnya mulai dicari-cari perusahaan asing karena pelayanannya.

Sekjen Kemenaker Abdul Wahab Bangkona menceritakan pengalaman ketika bertemu dengan pemilik kapal pesiar asal Filipina serta pengusaha hotel dan restoran dari Abu Dhabi. Keduanya meminati tenaga kerja Indonesia, dibanding pekerja dari negara lain.

"Waktu itu saya ketemu dengan pemilik kapal pesiar Filipina, mereka minta orang Indonesia dipekerjakan di kapal pesiarnya. Saya bilang, bukannya awak kapal Filipina nomor satu, kenapa harus pekerja dari Indonesia. Pemilik kapal menjawab karena kliennya lebih senang dilayani orang Indonesia," ujar Wahab saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (21/3/2016). 

 
Senada dengan pemilik kapal pesiar Filipina, diakui Wahab, pengusaha hotel dan restoran dari Abu Dhabi pun meminta hal yang sama supaya tenaga kerja Indonesia bekerja di hotel dan restoran miliknya. Alasan pengusaha tersebut, karena soft skill pekerja Indonesia cukup bagus.

"Jadi menurut kita pekerja Indonesia kurang terampil, tapi justru disukai orang luar negeri. Tapi kita tetap harus membekali dan meningkatkan tenaga kerja Indonesia dengan soft skill dan hard skill yang baik, termasuk pelatihan magang untuk mengetahui seluk beluk industri sesungguhnya," terang Wahab.

Lebih jauh menurut dia, pengembangan kualitas sumber daya manusia di era MEA merupakan suatu keniscayaan. Peningkatan keterampilan dan keahlian tersebut harus diringi dengan penataan regulasi ketenagakerjaan di tingkat daerah maupun pusat, supaya berjalan sinkron.

"Kualitas sumber daya manusia merupakan yang paling serius jadi penyesuaian mesti dilakukan guna menunjang peningkatan soft skill dan hard skill tenaga kerja Indonesia," pungkas Wahab. (Fik/Nrm)
    

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya