Pembebasan Lahan Jadi Kendala Penyaluran Listrik PLTMG Bangkanai

Pembangunan PLTMG Bangkanai telah rampung, namun listrik yang dihasilkan belum bisa disalurkan ke Kalimantan Selatan dan Tengah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Mar 2016, 20:32 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 20:32 WIB
20160316-PLN-Listrik-HA
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengalami kendala pembebasan lahan untuk membangun jaringan transmisi yang mengalirkan listrik dari Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai berkapasitas 155 Mega Watt (MW) ke Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng‎).

Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi mengatakan, ‎ meski pembangunan PLTMG Bangkanai telah rampung, listrik yang dihasilkan belum bisa disalurkan dengan optimal. Itu karena saat ini, pembangunan jaringan masih terhambat. Beberapa titik lokasi tower transmisi belum dapat digunakan akibat pembebasan lahan dan ganti rugi tanam tumbuh yang belum selesai.

"Pembangunan transmisi yang saat ini masih dibangun mulai dari Muara Teweh ke Buntok, dan Buntok ke Tanjung hingga masuk ke sistem Kalimantan Selatan dan Tengah," kata Agung, di Jakarta, Selasa (22/3/2016).


Negosiasi pembebasan lahan menjadi alot, karena warga juga meminta ganti rugi tanaman yang ukurannya masih kecil. Padahal, sesuai Undang-undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, PLN hanya boleh memberikan ganti rugi untuk tanaman setinggi lebih dari 3 meter.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan sudah melakukan mediasi berkali-kali dengan warga agar dapat merelakan tanamannya yang kecil-kecil supaya pasokan listrik dapat segera mengalir. Hal ini sesuai prosedur ROW untuk pembangunan tower transmisi,” terang Agung.

Menurut dia, dukungan dari berbagai pihak juga menjadi kunci sukses dari percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan, mulai dari pemerintah, Muspida setempat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), termasuk masyarakat pada umumnya.

Agung mengungkapkan, hadirnya PLTMG Bangkanai yang berlokasi di di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah ini adalah salah satu upaya PLN untuk memperkuat pasokan di sistem kelistrikan Kalselteng yang belakangan mengalami defisit daya.

“Tim kami di lapangan terus bekerja cepat supaya pasokan listrik di Kalselteng semakin memadai dan pengoperasian pembangkit diesel untuk beberapa sistem isolated bisa segera diberhentikan agar lebih efisien,” tutur dia.

Pembangunan PLTMG Bangkanai 155 MW yang disiapkan untuk memperkuat Pasokan Listrik di Sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah bertahap selesai. Setelah melakukan uji coba pada Februari lalu, 1 (satu) unit PLTMG ini mampu memasok energi listrik untuk Daerah Muara Teweh, Kalimantan Tengah sebesar 8 MW.

Dengan masuknya suplai daya ini, maka PLN dapat melakukan efisiensi, karena tidak lagi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang sebelumnya memasok listrik ke Muara Teweh.

Selain itu, pasokan daya PLTMG ini juga direncanakan akan memasok beberapa sistem kelistrikan mulai dari Buntok (10 MW), Batu Licin (12 MW) dan Sampit (33 MW), hingga terhubung dengan sistem interkoneksi Kalselteng melalui jaringan transmisi 150 kilo Volt (kV).  (Pew/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya