Liputan6.com, Jakarta Komisaris Utama PT PLN, Burhanuddin Abdullah, mengatakan konsistensi kebijakan menjadi kunci utama dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Namun, kebijakan ekonomi Indonesia seringkali tidak konsisten, yang mengakibatkan ketidakpastian bagi investor. Hal ini tercermin dalam data yang menunjukkan bahwa rata-rata investasi asing langsung (FDI) yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 100 juta USD.
Baca Juga
"Kita terkenal sebagai negara yang dalam policy ekonominya berubah dari waktu kewaktu," kata Burhanuddin dalam Dialog Kebangsaan: Penegakan Kembali Ekonomi Pancasila Menuju Keadilan Sosial di Indonesia, Minggu (9/2/2025).
Advertisement
Sementara itu, Vietnam yang baru memulai pembangunan industrinya pada tahun 90-an dapat menarik investasi asing rata-rata sebesar 400 juta USD. Bahkan, Singapura, negara yang lebih kecil, mampu menarik investasi lebih dari 2 juta USD.
"Vietnam yang baru membangun industrinya tahun 90 avarage FDI yang masuk ke Vietnam USD 400 dollar. Sebut Singapura, hampir 2 juta dolar," ujarnya.
Potensi Indonesia
Menurutnya, Indonesia, sebagai negara dengan potensi besar, sering menghadapi tantangan besar dalam hal kebijakan ekonomi. Ia pun menyebut, Indonesia terkenal dengan kebijakan ekonomi yang sering berubah dari waktu ke waktu.
Meskipun perubahan adalah hal yang wajar dalam dunia ekonomi, inkonsistensi kebijakan justru menjadi hambatan bagi investor asing untuk masuk ke pasar Indonesia.
"Perubahan itu gampang mending kalau konsisten perubahan itu menunjukan kebijakan kita dimasa lalu konsisten dalam inkonsistensi. Itu yang membuat pihak lain tidak suka masuk ke Indonesia," ujar Komut PLN itu.
Â
Membangun Cerita Baru: Ekonomi Pancasila
Burhanuddin pun menyarankan bahwa Indonesia perlu membuat "cerita baru" untuk masa depan. Salah satu langkah strategis adalah dengan menegakkan kembali prinsip-prinsip ekonomi Pancasila.
Ekonomi Pancasila, menurut Burhanuddin, bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga fondasi yang penting untuk merancang program-program pembangunan yang berkelanjutan.
"Itulah kita harus mencoba membuat cerita baru. penegakan kembali ekonomi pancasila kita ingin konsisten dalam ekonomi pacasila. itu cerita baru kita untuk masa depan," ujarnya.
Ia menjelaskan, ekonomi Pancasila berfokus pada upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi, meningkatkan ketahanan ekonomi nasional, serta mendorong pembangunan berkelanjutan.
Pancasila sebagai dasar negara memberikan landasan yang kokoh untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, sebuah Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan makmur.
Â
Advertisement
Mengatasi Ketimpangan dan Meningkatkan Ketahanan Ekonomi
Selain itu, kata Burhanuddin, dalam konteks ekonomi global yang semakin terhubung, tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah ketimpangan ekonomi yang masih terjadi di dalam negeri.
Ekonomi Pancasila dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan tersebut dengan menempatkan rakyat sebagai pusat kebijakan ekonomi. Dengan demikian, kebijakan ekonomi dapat lebih berpihak pada kesejahteraan masyarakat, tidak hanya pada keuntungan segelintir pihak.
"Penting ekonomi pancasila karena kita ingin mengatasi ketimpangan, kita ingin meningkatkan ketahanan ekonomi nasional, kita pengen mendorong pembangunan berkelanjutan dan ekonomi pancasila sebagai landasan pemikiran dalam merancang program menjawab tantantang dan peluang Indonesia indonesia emas 2045," pungkasnya.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)