Liputan6.com, Batang - Proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang mulai memasuki tahapan konstruksi. Proyek berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) ini akan menjadi proyek pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.
Wakil Bupati Batang Soetadi mengatakan, keberadaan proyek pembangkit listrik ini akan dirasakan manfaatnya bukan hanya bagi masyarakat di Kabupaten Batang, tetapi bagi masyarakat Indonesia melalui penambahan pasokan listrik nasional.
"PLTU ini adalah proyek nasional, untuk memenuhi kebutuhan nasional. Listrik yang dihasilkan bukan hanya untuk orang Batang saja, tetapi menjadi pasokan listrik nasional," ujarnya di Batang, Jawa Tengah, Kamis (24/3/2016).
Baca Juga
Dia juga berharap proyek PLTU ini akan berdampak langsung terhadap perekonomian Batang. Salah satunya yaitu mampu menarik lebih banyak investasi yang masuk ke kabupaten tersebut.
"Penyelesaian PLTU ini sangat penting guna meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan investasinya di Batang. Iklim investasi yang positif dan kondusif akan berdampak sangat baik bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Menurut Soetadi, masyarakat perlu peka untuk menangkap peluang usaha yang tercipta dengan hadirnya PLTU ini. Dia mencontohkan, keberadaan PLTU Batang akan menimbulkan berbagai usaha pendukung aktivitas PLTU, baik jasa maupun barang.
“PLTU nantinya juga dapat menyerap tenaga kerja lokal, sehingga terjadi transfer ilmu dan keterampilan untuk masyarakat Batang, berbagai peluang usaha juga akan terbuka,” kata dia.
Sebagai informasi, proyek pembangunan PLTU Batang merupakan bagian dari program elektrifikasi Jawa-Bali serta komitmen Pemerintah untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu megawatt (MW) dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019).
Dengan dimulainya tahap konstruksi, diharapkan PLTU tersebut bisa beroperasi pada 2020 dan memasok kebutuhan listrik nasional yang kebutuhannya terus meningkat lebih dari 8 persen per tahun. (Dny/Nrm)
Advertisement