Liputan6.com, Jakarta - Pegawai perempuan mendapatkan kesenjangan penghasilan cukup besar dengan pegawai laki-laki. Sejumlah studi menemukan kesenjangan penghasilan dilihat dari jenis kelamin berdasarkan bidang pekerjaan.
Dari laporan dirilis Glassdoor menyebutkan kalau pegawai perempuan lebih kurang dibayar ketimbang pria dalam posisi sama yang berkualitas dan perusahaan sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 505 ribu laporan gaji dari sejumlah pegawai di 25 sektor industri menyebutkan kalau pegawai perempuan yang merupakan ahli komputer menanggung kesenjangan terbesar. Penelitian itu dilakukan dengan melihat usia, pengalaman, perusahaan, negara, industri, tingkat pendidikan, dan jabatan.
Advertisement
"Uang dianggap batas akhir. Orang sering enggan untuk berbicara tentang berapa banyak mereka membuat dan bagaimana berinvestasi, dan yang dapat menyebabkan wanita tidak menyadari seberapa besar kesenjangan upah sebenarnya," ujar Sallie Krawcheck, Chief Executive Officer and co-Founder Ellevest, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (26/3/2016).
Baca Juga
Ekonom Glassdoor, Andrew Chamberlain menilai perempuan mungkin meremehkan pendidikan mereka dalam negosiasi gaji.
"Saat ini tenaga kerja bergerak dengan perempuan berpendidikan lebih baik ketimbang laki-laki, dan jika perempuan tidak sepenuhnya memahami nilai gelarnya, mungkin mereka tidak meminta apa yang mereka layak dapatkan," kata Chamberlain.
Selain itu, pekerjaan dengan kesenjangan gaji paling besar biasanya ditemukan di sektor kesehatan antara lain, dokter gigi, dokter, psikolog, apoteker, dan ahli medis lainnya. Ada perbedaan penghasilan antara gaji pegawai perempuan dan laki-laki di sektor itu mencapai 14-28 persen.
Sementara itu, peran pekerjaan dengan kesenjangan upah terkecil antara lain koordinator acara dengan rata-rata pegawai laki-laki lebih tinggi 0,2 persen. Namun ada juga pekerjaan yang penghasilan pegawai perempuan lebih tinggi yaitu pekerja sosial, asisten peneliti, social media representative, dan communications associate .
Karena itu, Krawchek menyarankan pegawai perempuan untuk mengatasi ketidaknyamanannya untuk meminta kenaikan gaji. (Ahm/Ndw)